Urusan minta maaf dan memaafkan tidak sesederhana yang dikira. Ini ada menyangkut urusan basa-basi, harga diri, gengsi, kerendahan hati dan keras kepala.
Ada yang begitu mudah meminta maaf seakan menunjukkan kebesaran jiwa. Namun begitu mudahnya melakukan kesalahan pula. Maaf, maaf jadi semudah membuang ludah saja.
Ada yang  mudah memaafkan seakan berlapang dada. Namun di dalam dada masih ada dendam bergelora. Memaafkan sekadar bahasa. Masih jadi  bahan cerita ke mana-mana. Tiada rela.
Ada yang enggan meminta maaf karena keras kepala. Sebab merasa tak ada salah dan meminta maaf itu adalah kebodohan semata.Â
Sebaliknya pula ada memaafkan pun  tak rela. Begitu keras hatinya. Tiada maaf bagimu selamanya. Padahal itu sungguh menyiksa.
Ada yang menyadari kesalahannya, tetapi atas nama gengsi pura-pura tak merasa,  sehingga  urusan meminta maaf itu terasa hina. Tak terasa itu justru membuat diri terhina kehilangan kebesaran jiwa.
Ada yang luar biasa. Demi kebaikan bersama. Tak bersalah pun tetap mengakui sebagai kesalahannya dan meminta maaf dalam  kerendahan hati dengan menundukkan kepala. Tidak peduli gengsi atau dianggap bodoh sebab kelembutan hati masih terjaga.
||Refleksihatiuntukmenerangidiri