Mencoba menelusuri jejak-jejak masa yang sudah berlalu, ada menyimpan rasa malu. Entah berapa banyak amarah yang tertumpah untuk hal-hal yang semestinya tidak perlu. Bukan atas nama kebenaran, atas nama pembenaran melakukan semua itu.
Amarah seringkali terjadi semata pelampiasan kebiasaan dan nafsu. Merasa dengan kemarahan dapat menyelesaikan masalah dengan jitu. Kebenarannya tidakkah seperti itu. Pandangan  yang sangat keliru.Kemarahan malah menciptakan masalah dan luka  baru.Â
Kemarahan yang sering terjadi, lebih karena ketidakmampuan dalam mengendalikan diri. Pelampiasan  yang sesungguhnya tak perlu terjadi, bila memiliki kecerdasan emosi.
Emosi memang bagian dari kehidupan manusia. Namun bukan sesuka hati melampiaskannya. Demi memuaskan sang ego yang menjadi penguasa. Tanpa sadar diri ini telah menjadi budak kemarahan dalam kemeranaan jiwa. Ada waktunya untuk merdeka.
||Refleksihatiuntukmenerangidiri