Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dialog dengan Si Marah

9 Januari 2018   09:23 Diperbarui: 9 Januari 2018   10:10 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aku memang takut dan kini menyadari melawan kemarahan dengan kemarahan sama saja menyirami api dengan minyak. Kemarahan bagaikan anakku sendiri. Aku semestinya menerima apa adanya dia. Menyayangi, bukan memanjakan. Sampai kemarahan bisa jinak dan dapat dikendalikan. Binatang buas saja bisa dilatih dan jadi penurut begitu aku menyimpulkan.

Si marah tak senang,"Hei manusia sok bijak jangan samakan aku dengan binatang buas ya. Dasar otak sudah miring nih!" Pikirannya sudah sinting pula."

Apakah aku harus kembali marah atas semua provokasi si marah? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun