Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Biksu Berkhotbah di Gereja

23 Juni 2011   04:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:15 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bayangkan, saat seorang biksu berkhotbah tentang ajaran Buddha dengan bahasa universal di gereja, saya yakin hal ini sedikit banyak dapat membuka pemikiran yang sempit tentang agama Buddha dikalangan umat Kristen selama ini. Karena yang terjadi selama ini tidak sedikit disampaikan bahwa ajaran Buddha itu kuno dan menyembah patung.

Begitu juga sebaliknya bila pastor atau pendeta diberikan kesempatan untuk menyampaikan langsung ajaran Yesus di hadapan umat Buddha di vihara dengan bahasa universal, maka akan tercipta pemahaman yang benar.

Selama ini yang terjadi adalah para pemimpin agama lebih berlomba-lomba menyampaikan agamanya dengan bahasa keangkuhan bahwa agamanya yang paling benar. Lalu dengan piciknya menyebarkan bahwa agama lain adalah tidak benar dan membawa-bawa nama Tuhan sebagai jaminan bahwa apa yang mereka sampaikan adalah kebenaran.
Tentu saja semua ini akan membekas di kepala dan hati umatnya.

Tak heran, agama yang sudah ada sejak lebih dari dua ribu tahun yang lalu yang bertujuan mulia untuk menciptakan kehidupan yang damai sampai hari belum tercapai sepenuhnya.

Mengapa?

Tidak lain, karena para pemimpin agamanya tidak menyampaikan kebenaran universal dalam ajaran agamanya. Tidak sedikit justru meracuni umatnya dengan kebenaran sepihak, sehingga hidup saling bermusuhan dengan agama lain.

Sayang memang!

Maaf, kalau tulisan ini bisa meracuni, lagipula saya masih umat yang tersesat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun