Mohon tunggu...
Orang Bijak Palsu
Orang Bijak Palsu Mohon Tunggu... -

Pemerhati Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan Penipu Terhebat?

11 September 2015   09:15 Diperbarui: 11 September 2015   09:21 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Niat dan tujuan dasar dalam mencari sesuatu menentukan apa yang akan anda temukan atau diijinkan-Nya ketemu kemudian. So apa yang anda temukan atau diijinkan-Nya ketemu saat ini adalah hasil dari apa tujuan dan niat anda sebelumnya, entah itu jelek atau baik. Anda diperjalankan-Nya dijalan yang anda pilih. Apapun yang anda dapat dan temukan saat ini jangan pernah lupa untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya.

Ada banyak berita-berita ‘bagus’ yang berseliweran di dunia maya tentang Allah yang katanya adalah penipu terhebat, raja tipu, tukang makar, tuhan yang maha penipu dsbnya. Ada juga yang mengatakan bahwa nama ke 100 nya adalah penipu terhebat. Orang-orang yang belum mengerti kebaikan dan kebenaran Islam dari kalangan non muslim ini kerap menghujat ayat2 Quran secara sembrono tanpa memikirkan tafsir yang benar dan pemahaman yang matang.

Yah maklum juga sih karena niat dan tujuan merekakan bukan ingin mencari kebaikan dan kebenaran Islam. Melainkan mencari kebaikan dan kebenaran agama mereka melalui kejelekan (menurut mereka) agama Islam. Sang Pemilik Kehidupan memperjalankan kita dijalan yang kita pilih. Dan kita juga harus belajar bijak menerima apapun yang sudah diijinkan-Nya terjadi.

Salah satu ayat yang dipakai oleh para pencari yang luar biasa itu adalah QS: Ali Imran:54 yang artinya : Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.

Ayat ini turun berkenaan dengan akan disalibnya nabi Isa a.s oleh bani Israil. Mereka menghasut, melakukan tipu daya dan menjelek-jelekkan Nabi Isa a.s sehingga raja memerintahkan untuk membunuh nabi Isa. Namun Allah Azza Wa Jalla menggagalkan tipu daya mereka dengan mengerupakan muridnya yang membangkang seperti nabi Isa, kemudian mengangkat nabi Isa a.s ke langit.

...... Allah membalas tipu daya mereka itu dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. Inilah yang dijadikan ‘serangan’. Mereka mengatakan bukankah Allah maha kuasa kenapa harus menipu, hanya manusia yang menipu. Bagaimana mungkin Allah yang maha kuasa itu menipu ???


Sebenarnya ini pertanyaan bagus jika NIAT dan TUJUAN mereka BAIK, bukan untuk sesuatu yang buruk atau untuk kepentingan menjelek-jelekkan. Karena niat dan tujuan baik jika dikonsisteni pasti akan berbuah baik buat dirinya dan juga orang lain. Namun niat yang TIDAK BAIK tidak akan diijinkan Allah berbuah baik. Kalaupun baik itu hanya tampak seolah-olah saja, karena memang kebijaksanaan Allah tidak semuanya bisa dipahami oleh makhluk.

Sebaik-baik pembalas tipu daya harusnya dipahami sebagai PERINGATAN bahwa jangan coba-coba melakukan tipu daya terhadap agama Allah. Tipu daya banyak sekali terjadi terhadap agama Allah melalui para nabinya. Dan selalu tidak berhasil. Jika para non muslim harus membacanya sebagai peringatan maka bagi orang muslim ini harus dibaca sebagai jaminan perlindungan dari Sang Maha bahwa jangan pernah takut untuk selalu berada di jalan Allah.

Realitas ini seharusnya menyadarkan mereka akan kesalahan dan kesesatan mereka sehingga segera bertobat dan mengamini agama-Nya. Selain makar dan tipu daya mereka dipastikan gagal dan sia-sia, mereka juga diancam dengan azab yang pedih (lihat QS; Al-An-am 124).

Mereka ini intinya tidak mau mengakui kekuasaan dan kesempurnaan Allah dan karena kebijaksanaannya Allah tetap perjalankan mereka dijalan yang mereka pilih. Namun jika sudah melampaui batas maka Allah tidak diam. Luar biasa maha suci Allah dengan segala kebijaksanaan dan kemahasempurnaan-Nya.

Buat para pencari kebenaran selain dari Allah, silakan teruskan perjuangan kalian seperti kami juga meneruskan perjuangan kami. Yuk sama-sama kita mencari kebenaran yang membawa manfaat bagi banyak orang dan bukan hanya untuk kepuasan ego sendiri. Dan hendaklah kita berhati-hati dalam memahami dan memaknai wahyu Allah. Jangan memaknai apa yang dikatakan Allah seperti memaknai apa yang dikatakan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun