Mohon tunggu...
kasturim
kasturim Mohon Tunggu... mahasiswa ilmu komunikasi

a love for the fine letter.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kue kering sering menjadi simbol keakraban dalam perayaan idul fitri

25 April 2025   05:43 Diperbarui: 25 April 2025   05:43 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kue kering (Sumber: Penulis)

Idul Fitri, yang juga dikenal sebagai Lebaran, adalah salah satu perayaan terbesar dalam agama Islam. Setelah sebulan menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan, umat Muslim merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita. Salah satu tradisi yang tak terpisahkan dari perayaan ini adalah penyajian kue kering. Kue kering tidak hanya menjadi hidangan yang lezat, tetapi juga menjadi simbol keakraban dan kebersamaan di antara keluarga dan teman-teman. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa kue kering memiliki makna yang dalam dalam konteks perayaan Idul Fitri.

Kue kering telah menjadi bagian dari budaya kuliner Indonesia sejak lama. Meskipun asal usulnya bervariasi, banyak dari kue-kue ini diadaptasi dari resep-resep yang dibawa oleh penjajah Belanda dan kemudian dimodifikasi oleh masyarakat lokal. Seiring berjalannya waktu, kue kering berkembang menjadi bagian integral dari perayaan Idul Fitri. Pada awalnya, kue kering mungkin hanya disajikan dalam jumlah terbatas dan untuk kalangan tertentu. Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya tradisi dan kebersamaan, kue kering mulai diproduksi secara massal dan menjadi hidangan wajib saat Lebaran. Di Indonesia, silaturahmi merupakan nilai yang sangat dijunjung tinggi. Saat Idul Fitri, umat Muslim dianjurkan untuk saling memaafkan dan menjalin kembali hubungan yang mungkin terputus. Kue kering menjadi sarana yang efektif untuk memperkuat tali silaturahmi. Saat berkunjung ke rumah sanak saudara atau teman, menyajikan kue kering menjadi tanda penghormatan dan kehangatan.

Membuat kue kering sendiri di rumah sering kali dianggap sebagai bentuk kasih sayang. Proses pembuatan kue kering melibatkan usaha dan waktu, yang menunjukkan betapa pentingnya seseorang bagi pembuatnya. Ketika seseorang menerima kue kering yang dibuat dengan tangan sendiri, mereka merasakan kehangatan dan perhatian yang diberikan.

Membuat kue kering sering kali dilakukan sebagai kegiatan keluarga menjelang Idul Fitri. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga mempererat hubungan antar anggota keluarga. Dalam proses pembuatan kue, setiap anggota keluarga dapat berkontribusi sesuai dengan kemampuan masing-masing, mulai dari mencampur adonan hingga menghias kue. Saat berkumpul untuk membuat kue, sering kali muncul momen-momen berbagi cerita dan kenangan. Anggota keluarga dapat mengenang masa lalu, berbagi pengalaman, dan saling mendukung satu sama lain. Momen ini menciptakan ikatan emosional yang kuat dan membuat tradisi membuat kue semakin bermakna.

Selain untuk keluarga, kue kering juga menjadi simbol keakraban dalam hubungan dengan tetangga. Saat Idul Fitri, sering kali kita melihat orang-orang saling bertukar kue kering sebagai tanda persahabatan. Hal ini menciptakan suasana harmonis di lingkungan sekitar dan memperkuat rasa kebersamaan di antara warga. Kue kering juga dapat dilihat sebagai simbol syukur atas nikmat yang telah diberikan selama bulan Ramadan. Setelah sebulan berpuasa, umat Muslim merayakan Idul Fitri dengan penuh rasa syukur. Menyajikan dan menikmati kue kering menjadi ungkapan rasa terima kasih atas segala berkah yang diterima.

Meskipun berbagai jenis kue kering mungkin terlihat mewah dan menggoda, penting untuk diingat bahwa esensi dari Idul Fitri adalah kesederhanaan dan kebersamaan. Kue kering mengingatkan kita untuk tidak melupakan nilai-nilai tersebut di tengah kemeriahan perayaan.

Kue kering telah menjadi simbol keakraban dalam perayaan Idul Fitri karena berbagai alasan. Dari sejarahnya yang kaya hingga makna sosial dan spiritualnya, kue kering mencerminkan nilai-nilai penting dalam budaya Indonesia. Dalam setiap gigitan kue kering, terdapat rasa kasih sayang, persahabatan, dan rasa syukur yang mendalam. Melalui tradisi membuat dan menyajikan kue kering, kita tidak hanya merayakan Idul Fitri tetapi juga memperkuat ikatan dengan orang-orang terkasih di sekitar kita. Oleh karena itu, tidak heran jika kue kering menjadi bagian tak terpisahkan dari momen bahagia ini. Semoga setiap perayaan Idul Fitri selalu dipenuhi dengan keakraban dan kebahagiaan melalui kehadiran kue-kue lezat ini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun