Mohon tunggu...
Kastrat IMS FTUI
Kastrat IMS FTUI Mohon Tunggu... Mahasiswa - #PRAKARSA

Pagi Sipil! Kastrat IMS FTUI kini hadir di Kompasiana untuk membagikan beberapa tulisan yang kami hasilkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengupas Dua Sisi Vaksinasi Covid-19: Beban Anggaran atau Harapan bagi Perekonomian?

4 Mei 2021   18:31 Diperbarui: 4 Mei 2021   18:32 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mendorong Geliat Ekonomi dan Meningkatkan Produktivitas

            Setelah membahas tentang sudut pandang kontra terhadap vaksinasi, kini kita beranjak untuk membahas sudut pandang pro. Alasan ekonomi pertama di balik pelaksanaan program vaksinasi adalah mendorong geliat ekonomi dan meningkatkan produktivitas. Rodrigues dan Plotkin (2020) menyebutkan bahwa program vaksinasi yang berjalan efektif dapat membantu menciptakan herd immunity di masyarakat. Jika herd immunity dapat tercipta, maka pembatasan sosial dapat perlahan-lahan diangkat sehingga aktivitas ekonomi secara keseluruhan dapat kembali berjalan normal. Hal ini akan berdampak positif bagi seluruh sektor perekonomian. Berikut ini penulis sampaikan dua contoh sektor yang bisa mendapatkan dampak positif, yaitu sektor pariwisata dan manufaktur.

            Salah satu sektor yang sangat terpukul akibat pemberlakuan pembatasan sosial adalah sektor pariwisata. Menurut BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya mencapai 4,02 juta orang sepanjang Januari sampai Desember 2020, anjlok 75% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya (CNBC Indonesia, 2021). Hal ini sangat mengkhawatirkan karena sektor pariwisata berkontribusi cukup besar terhadap PDB, yaitu 4,8% pada 2019 (Lokadata, 2020a) Selain itu, sektor pariwisata juga mampu menyerap 13 juta tenaga kerja atau 10,28% dari total pekerja nasional pada tahun 2019 (Lokadata, 2020b). Melihat besarnya dampak sektor pariwisata terhadap ekonomi, pelaksanaan program vaksinasi menjadi suatu hal yang sangat dinanti-nantikan karena mampu membangkitkan gairah sektor pariwisata melalui pengangkatan pembatasan sosial.

            Sektor lain yang berpotensi mendapatkan efek positif dari pengadaan vaksin adalah manufaktur. Sebelumnya, sektor manufaktur Indonesia babak belur. Pada titik terendahnya di bulan April 2020, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di angka 27,5 (Trading Economics, n.d.). PMI manufaktur yang berada jauh di bawah angka 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur sedang mengalami kontraksi. Berita baiknya adalah, PMI manufaktur Indonesia perlahan-lahan membaik sampai ke angka 50,9 di bulan Februari 2021 (Trading Economics, n.d.). Ini menunjukkan bahwa program vaksinasi membuat industri manufaktur kembali bergairah karena aktivitas ekonomi mulai berangsur-angsur normal. Harapannya, tren ini dapat terus meningkat seiring banyaknya masyarakat yang mengikuti program vaksinasi.

            Selain dampak jangka pendek seperti mendorong geliat ekonomi, program vaksinasi juga dapat meningkatkan produktivitas masyarakat dalam jangka panjang. Peningkatan produktivitas akibat vaksinasi dipengaruhi oleh kesehatan anak usia dini. Semakin banyak anak yang bertahan hidup sampai dewasa, maka semakin banyak pula tenaga kerja yang tersedia di masa depan (Bloom et al., 2005). Program vaksinasi yang sukses juga dapat meningkatkan derajat kesehatan sehingga tiap keluarga memiliki kebebasan lebih untuk menginvestasikan uangnya tanpa harus terbebani oleh biaya kesehatan (Jit et al., 2015). Jika uang ini diinvestasikan untuk pendidikan anak, maka bangsa Indonesia akan mendapatkan generasi yang unggul secara kognitif dan mampu bekerja secara produktif di masa depan.

Penghematan Biaya

            Dampak positif lain yang perlu diperhitungkan adalah penghematan anggaran yang bisa dilakukan apabila melaksanakan program vaksinasi. Sebelumnya, penulis memang menjelaskan bahwa program vaksinasi dapat menjadi beban bagi APBN, tetapi biaya ini jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan intervensi kesehatan lainnya. Deogaonkar et al. (2012) menyebut bahwa program vaksinasi yang tepat sasaran dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas yang berujung pada berkurangnya kasus penyakit dan biaya pengobatan yang dilakukan. Hal ini akan sangat baik bagi perekonomian karena karena lebih sedikit biaya yang dikeluarkan untuk melakukan seluruh prosedur pengobatan dan lebih sedikit waktu kerja yang dikorbankan (Rodrigues & Plotkin, 2020).

            Analisis efektivitas biaya pernah dilakukan terhadap dua program vaksinasi di Amerika Serikat, yaitu vaksinasi cacar dan polio. Dalam kasus cacar, biaya pemberantasan yang dikeluarkan lebih dari US$100 juta setiap tahunnya, tetapi biaya yang dihemat tiap tahunnya sebesar US$1,35 miliar, sedangkan dalam kasus polio, biaya yang dihemat lebih besar lagi, yaitu US$1,5 miliar tiap tahunnya (Barrett, 2004). Penelitian serupa pun pernah dilakukan oleh ahli lain. Bloom et al. (2005) menunjukkan bahwa sebagian besar program vaksinasi hanya menghabiskan biaya kurang dari US$50 tiap tahunnya, jauh lebih sedikit dibanding biaya pengobatan darah tinggi yang memakan antara US$4.340 sampai US$87.940 tiap tahunnya.

Penutup

            Pandemi COVID-19 yang datang secara tiba-tiba merupakan pukulan yang keras bagi perekonomian Indonesia. Menyikapi babak belurnya perekonomian Indonesia, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang digadang-gadang mampu menjadi solusi, baik untuk kesehatan maupun perekonomian. Kebijakan tersebut adalah program vaksinasi COVID-19. Namun, program ini dihadapkan dengan kritik dari sudut pandang kontra yang menganggap bahwa program ini dapat membebani anggaran negara. Tulisan ini membuktikan bahwa program vaksinasi memang memakan porsi yang cukup besar dalam anggaran negara, tetapi potensi keuntungan yang didapatkan jauh lebih besar dibanding biaya yang dialokasikan. Keuntungan tersebut mulai dari terdorongnya geliat ekonomi, meningkatnya produktivitas, hingga penghematan biaya dibanding bentuk intervensi kesehatan lainnya. Setelah menimbang segala pro dan kontra dari segi ekonominya, penulis menilai bahwa program vaksinasi memiliki lebih banyak dampak positif dibanding dampak negatif. Maka dari itu, sebagai warga negara yang baik, kita memiliki kewajiban untuk mendukung program vaksinasi ini. Harapannya, program vaksinasi dapat berjalan dengan optimal sehingga COVID-19 dapat dientaskan dan roda perekonomian dapat kembali normal.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun