Mohon tunggu...
KASTRAT BEM FEB UGM
KASTRAT BEM FEB UGM Mohon Tunggu... Penulis - Kabinet Harmoni Karya

Akun Resmi Departemen Kajian dan Riset Strategis BEM FEB UGM

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menilik Tantangan dan Peluang Sektor Energi Indonesia-Notulensi

27 Mei 2019   16:33 Diperbarui: 27 Mei 2019   17:01 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lina: Selain banyak batubara dan pertambangan lain, kita butuh menilik sumber lain. Nuklir dengan penanganan baik dapat berdampak besar. Indonesia kurang memberdayakan mahasiswa UGM Teknik Nuklir, karena yang bersangkutan malah mengembangkan nuklir di luar negeri. Kalau geothermal sudah ada di Indonesia. Untuk radiologi/kesehatan sudah ada, jadi bisa dikembangkan untuk energi.

Sultan: Stigma nuklir kapan bisa diwujudkan? Tahun berapa? Bagaimana?

Anita: Bisa dikembangkan di Kalimantan, karena jumlah penduduk sedikit dan aman, perekonomian lebih kecil. Meski banyak batu bara, Kalimantan hanya ada sektor pertambangan.

Christian: Potensi nuklir di Papua, Mamuju, dan Singkep, semua macam energi ada resikonya. Jepang saja mengembangkan nuklir. Baik minyak bumi, gas, dan lain lain, juga mempunyai dampak negatif. Karena yg di Porong itu juga terjadi kegagalan.

Syarif: Fokus ke SDM.

Tangkere: Diarahkan jangka panjang, dari investasi dulu dan dimulai public private partnership.

Rama: Pro persepsi masyarakat yang dekat dengan Nagasaki dan Hirosima. Kekhawatirannya berlebihan. Sampai sekarang belum ada rencana menanggulangi, di Jepang bahkan ikan termutasi.

Felicia: Perlu mitigasi bencana di Indonesia, kalau di Jogja ada komunitas tapi hanya gempa bumi. Kalau yang nuklir belum ada, gimana cara menanggulangi bencana. Kalau ke arah radiologi, dilihat dulu mau diarahin kemana, ingin diarahkan ke rumah sakit atau bagaimana, karena banyak macem dan efeknya, kalau tidak hati-hati bisa menyebabkan kanker. Kalau yg nuklir jadi bom, bagaimana efeknya, manfaat  dan efek negatif besar mana.

Zaki: Persepsi masyarakat sarat melihat nuklir itu buruk. Eksposure-nya hanya dilihat dari perang. Kita harus melihat ke Rusia, yang sangat dependent kepada nuklir. Rusia juga nanggung resiko Chernobyl, nuklir yang digunakan untuk perang, yang mitigasinya lebih sulit daripada untuk energi. 

Misal kalau ada sirine, tapi kalau perang tidak ada. Jadi kita harus menimbang counter measures seperti peringatan dini, atau badan koreksi chemical bionomical radioactive nuclear sebagai tim yang merespon hal-hal seperti itu.

Haryo: Mengenai politik, mengingatkan bagaimanapun kondisi suatu Negara, ingin memakai batu bara atau apapun, kalau penguasa masih tergantung pada sektor tambang, kita tidak bisa menyepelekan kebijakan pemerintah yang tidak suportif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun