Mohon tunggu...
KASTRAT BEM FEB UGM
KASTRAT BEM FEB UGM Mohon Tunggu... Penulis - Kabinet Harmoni Karya

Akun Resmi Departemen Kajian dan Riset Strategis BEM FEB UGM

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Avengers: Endgame", Is It Really an "Endgame" for Marvel/ Disney?

8 Mei 2019   13:00 Diperbarui: 8 Mei 2019   20:00 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jonathan Farez (Departemen Kajian dan Aksi Strategis)

SPOILER ALERT!

Tulisan ini mengandung spoiler mengenai Avengers: Endgame. Apabila kamu belum menonton seri keempat dari The Avengers, kami menyarankan pembaca untuk melewatkan tulisan ini

"Part of the Journey is the End" - Tony Stark

Avengers: Endgame merupakan salah satu film yang paling ditunggu tahun 2019. Film ini menjadi sekuel dari Avengers: Infinity War yang dirilis tahun 2018 dan merupakan film keempat dari seri The Avengers atau film ke-22 yang dirilis oleh Marvel Studios/Disney sejak tahun 2008. Avengers: Endgame menjadi penutup dari Infinity Saga yang akan diikuti oleh Spider-Man: Far from Home yang dirilis pada Juli 2019 sebagai penutup dari Phase 3 dari Marvel Cinematic Universe.

Secara singkat, Avengers: Endgame menceritakan bagaimana pahlawan super yang tersisa menghadapi Mad Titan, Thanos untuk mengembalikan orang-orang yang menghilang akibat the decimation pada akhir film Avengers: Infinity War. Dalam tulisan ini, kita tidak akan membahas alur cerita yang diangkat ke dalam film. Kami akan membahas apakah dengan rilisnya Endgame akan menjadi awal dari akhirnya Marvel Cinematic Universe?

Bagi penggemar Marvel Cinematic Universe, Avengers: Endgame merupakan konklusi dari event yang terlaksana sejak tahun 2008, yaitu melalui film Iron Man. "I Am Iron Man" menjadi awal dan penutup yang tentunya akan dikenang oleh para fans. Namun, apakah momentum selama sebelas tahun terakhir memang akan berakhir dengan rilisnya Avengers: Endgame di berbagai teater, terutama dengan judul "Endgame" yang tersemat dalam seri keempat The Avengers?

Jawabannya, jelas tidak. Avengers: Endgame hanya menjadi akhir bagi beberapa karakter dan dunia Marvel Cinematic Universe akan berkembang dengan munculnya pahlawan-pahlawan super baru pada saga selanjutnya, apapun nama yang akan diambil nantinya. Lebih dari itu, Marvel/Disney membuka peluang untuk mengekspansi Marvel melalui TV/ Digital Series melalui layanan streaming Disney+. Dilansir dari The Economist, Marvel tengah mengembangkan empat seri yang akan dirilis di Disney+.  Di sisi lain, dalam satu tahun terakhir, Akuisisi Fox oleh The Walt Disney Company menjadi momentum tambahan bagi Disney dalam mengekspansi dunia Marvel. 

Pada 20 Maret 2019, Fox secara resmi telah menjadi bagian Disney yang tentunya setiap properti Fox menjadi milik Disney. Disney mengakuisisi Fox senilai US$71.3 Miliar. Marvel kembali menguasai kepemilikan atas X-Men, Deadpool, Fantastic Four, Doctor Doom, Galactus, dan berbagai tokoh lainnya. "Regaining Power" dari berbagai karakter ini tentunya akan menjadi angin segar bagi Disney untuk menghasilkan film-film yang akan membuat fans tetap mencintai Marvel Cinematic Universe, walaupun dengan roster pahlawan super yang berbeda. Kepemilikan Disney atas Fox juga mengakibatkan film-film dengan rekor box office seperti Avatar dan Titanic menjadi properti Disney. Disney juga memiliki franchise Star Wars yang diproduksi oleh Lucasfilm Ltd. Secara tidak langsung, Disney menguasai mayoritas film dengan Worldwide Box Office terbesar di dunia.

Hingga 5 Mei 2019, dilansir dari Box Office Mojo, tanpa menimbang inflasi, Marvel Cinematic Universe telah memperoleh US$20,558.9 miliar melalui 22 film yang telah dirilis sejak tahun 2008. Di samping itu, Avengers: Endgame mampu memperoleh US$$2,238,487,456 dari berbagai negara dan menjadikannya film kedua terlaris sepanjang sejarah dengan mengalahkan Titanic, tanpa menimbang inflasi. Endgame juga diproyeksi mampu melewati rekor US$2,8 miliar milik Avatar dalam dua minggu ke depan. Kesuksesan Marvel/Disney dalam membangun sebuah Cinematic Universe merupakan prestasi yang datang dalam beberapa generasi. Perusahaan pesaing belum mampu melakukan apa yang dilakukan Marvel dalam sebelas tahun terakhir. 

Sejak tahun 2013, DC, melalui Warner Bros, telah memulai cinematic universe-nya melalui DCEU atau yang saat ini dikenal World of DC. Namun, Zack Snyder, selaku penggarap DCEU pernah menyatakan bahwa rencana awal DCEU hanya terdiri dari beberapa film yang saling terkoneksi, dimulai dari Man of Steel, Batman Vs Superman: Dawn of Justice, Justice League Part 1, Justice League Part 2, dan satu film lainnya. Namun, berbagai kritik yang menimpa DCEU mengakibatkan rencana tersebut berakhir. Di sisi lain, Terlepas dari adanya plot hole dan error pada beberapa film besutan Marvel/Disney, Cinematic Universe yang terbentuk atas puluhan film tentunya akan mengubah arti sebuah franchise film besutan rumah produksi lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun