Mohon tunggu...
Kasri Podding
Kasri Podding Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor degree of Animal Science, Batch 2017. Departement of Nutrition and Animal Feed. Hasanuddin University. Single Attaracted to🧕

#Alumni Fapet UNHAS #Idola Muhammad SAW. #Natural FEED #POULTRY NUTRITIONS Bersandarlah kepada kedua kalimat syahadat maka kamu akan menemukan jati dirimu dan Tuhanmu "BISMILLAH".

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup untuk Apa?

27 September 2020   16:01 Diperbarui: 27 September 2020   16:05 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita kadang bingun menyikapi hidup ini apalagi di era yang moderen seperti saat ini. Hoax bersebaran dimana-mana dengan menghalalkan segala cara demi kepentingan individu masing-masing, yang salah  dianggap benar, benar dianggap salah. ini sama saja pernyataan Seorang Filosof Jerman ayng mengatakan bahwa ada dua panggung. 

Panggung pertama yaitu panggung yang kita jalani sekarang, panggung yang menyediakan sandiwara yang luar biasa, panggung yang menciptakan magic dimana orang yang berbuat kebajikan di cetus sebagai pendosa sedangkan orang yang salah di cetus sebagai orang yang mulia. 

Tetapi ada pangung setelah panggung pertama yang akan membenarkan semua tanpa melihat orang yang mempunyai jabatan tinggi, orang yang berharta, anak-anak maupun orang dewasa. 

Panggung kedua ini lebih magic dibandindkan panggung pertama yang akan memuliakan orang yang benar dan akan menghinakan orang yang bersalah. Inilah panggung kedua yang bahkan tidak pernah dibayangkan orang yang sudah memiliki dunia dan tidak membayangkan kenikmatan yang ada dipanggung kedua ini. 

Di era moderen ini orang hanya memilih kenikmatan yang fana di bandingkan kenikmatan yang baqah (abadi), memilih kenikmatan yang fana dengan kepahitan yang abadi. Sunggu tak berakal orang yang menukar kenikmatan dengan kepahitan.

Kita bahkan tidak tahu tempat yang tepat untuk meminta, bahkan kita tidak tahu untuk apa kita sebenarnya di ciptakan dan siapa pencipta kita sebenarnya. 

Saya sering melihat orang yang sangat pandai bahkan sering menjadi juara kelas bukan Cuma juara kelas tetapi sering keluar kota untuk berlomba dibandingkan orang yang tidak pernah juara kelas bahkan tidak pernah ikut lomba tetapi kecerdasan spiritualnya (SQ) bagus. Inilah yang menarik sesesorang keluar dari fitrahnya demi dunia yang sifatnya fana ini.

Seringkali ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh sang pencipta di nomor 2 kan atau secondary salah satu contohnya sholat lima waktu. Kita bisa melihat di talks show ataupun di rapat-rapat baik itu skala kecil maupun skala besar. 

Saya bahkan berkata dalam hati saya "apa sih yang sebenarnya orang cari di dunia ini?". Orang ingin maju tetapi dia mengabaikan panggilan Tuhannya, bahkan pura-pura tidak mendengarnya, bahkan melanjutkan rapat yang diyakini dapat memakmurkan orang banyak. Kita bisa menganalogikannya ketika kita memilki teman dan kita bertemu di salah satu tempat. 

Kita meneriakinya sambil melambaikan tangan tetapi hal hasil teman kita tidak membalasnya (replied). Apa yang kita lakukan pasti kita sakit hati karena sudah dicuekin. 

Begitu juga dengan sang pencipta tetapi sang pencipta tetap sabar memanggil kita walaupun panggilannya itu tidak dibalas, walaupun dia memanggil sebanyak 5 kali tetapi kita hanya disibukkan dengan urusan dunia semata. Padahal sang pencipta tidak semata-mata hanya memanggil tetapi dia memberikan kita kemenangan. Hayya 'ashshallah........ Hayya 'alalfalah (mari mendirikan sholat, mari menuju kemenangan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun