Mohon tunggu...
MArifin Pelawi
MArifin Pelawi Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa S3

Seorang pembelajar tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Guru Harus Digaji Murah karena Mereka Dibutuhkan

13 Desember 2020   21:15 Diperbarui: 14 Desember 2020   00:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Belajar yang rajin sehingga nanti sudah besar bisa sukses." Kata nasihat yang terdengar sering didendangkan banyak orang ketika saya masih kecil. Ada suatu penguatan bahwa bersekolah itu demi pekerjaan baik di masa depan. Hal yang saya dapatkan baik dari keluarga maupun dari guru.

Retorikanya adalah jika mau hidup enak dan nikmat di masa depan harus rela belajar keras di masa muda. Ide yang saya ketahui tidak hanya ada di Indonesia tetapi di banyak negara di dunia. Sekolah adalah 'inti' kesuksesan masa depan.

Tetapi pada saat itu, kata motivasi ini terasa agak membosankan serta seperti membohongi anak kecil menurut saya.

Apa hubungannya pintar di sekolah sama hidup enak dan sukses?  Hidup enak tidak karena pintar di sekolah kata saya dalam hati. Dalam logika saya, karena guru yang mengajari saya dan semua orang untuk jadi pintar di sekolah maka pasti mereka adalah orang yang paling pintar. Akan tetapi terlihat mereka tidak hidup sukses dan kaya raya. 

Dari pengetahuan saya yang sangat sedikit saat itu, terlihat banyak guru yang tinggal di rumah yang jelek dan kecil.  Tidak ada ceritanya di antara guru yang saya ketahui punya mobil bahkan kepala sekolah sekalipun. Sementara banyak orang di desa yang saya tahu tidak tamat SD tapi memiliki harta berlimpah dan hidup penuh kemewahan dengan rumah mentereng.

Bukan itu saja, saya juga mengetahui ada seorang paman yang merupakan dosen. Dia tentu saja lebih pintar dari seorang kerabat saya yang butuh 10 tahun biar bisa tamat sarjana muda. Tapi, dari yang saya ketahui dia yang kerja di BUMN lebih dipuji dan dibilang sukses daripada paman yang dosen.

Guru dan dosen memang sangat dibutuhkan oleh suatu bangsa. Mereka adalah bagian dari manusia yang diharapkan untuk menciptakan manusia masa depan bagi penopang bangsa. Soal gaji para pengajar itu murah bukan merupakan hal yang ganjil. Sangat jarang di dunia ada negara yang memberikan guru mereka gaji yang melimpah.

Penjelasannya ternyata sangat simpel. Memang dalam zaman kiwari yang kian kompleks ini benda dan jasa yang primer serta dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup normalnya dihargai murah. Benda dan jasa yang tidak dibutuhkan dan hanya berfungsi bak penambah garam dalam kehidupan manusia yang diperbolehkan mahal.

Saya ambil contoh sederhana tas keresek tidak mahal. Karena dia berfungsi primer sebagai pembawa barang. Namun, ketika tas itu diubah bentuknya serta diberikan gaya dan merek maka dia akan mahal. Ketika benda primer diberikan garam tambahan yang akan membuat dia menjadi memiliki rasa berbeda maka harganya akan berubah. Tambahan yang datang bukan dari menambah fungsi primer. Mahal yang datang dari menambah fungsi buat gaya, gengsi dan atau dijual kembali.

Hal yang sama terjadi kepada air minum. Air minum dari keran serta dimasak di rumah harganya sangat murah. Apakah fungsi utamanya sebagai pengganti cairan dalam tubuh berbeda dengan air Kona Nigari yang harga 3 gelasnya butuh gaji PNS 3A 2 bulan? Tentu saja tidak. Namun, yang memberi tambahan harga adalah fungsi tambahan dari gimmick sebagai minuman  penuh kesegaran nan sehat dan tentu saja paling utama adalah eksklusivitas.

Jika ingin menjadi makhluk yang dianggap mahal maka lebih baik jadi emas daripada jadi besi. Walau emas tidak pernah dibutuhkan secara massal tapi itu yang membuat dia mahal. Besi dibutuhkan oleh semua orang. Akankah tanpa besi ada dunia modern ini? Tidak akan ada, namun karena itu besi harus menjadi benda yang murah meriah. Jadi jika ingin kaya dan bergaji besar maka jadilah orang yang tidak dibutuhkan banyak seperti aktuaris, ahli nuklir atau artificial intelegence programmer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun