Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerajaan di Kisah Saur Sepuh Memang Ada?

7 September 2018   16:17 Diperbarui: 7 September 2018   16:30 5023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tepian sungai Lalan, Adakah jejak Kuntala di sana?

Ada yang ingat kisah saur sepuh? Saya ingat sedikit jikayang dimaksud adalah sandiwara radionya. Meski keluarga saya penggemar berat tidak pernah ketinggalan, saya hanya mengingat-ingat di saat akhir penyiaran. Tetapi saur sepuh adalah film yang ditonton di bioskop keluarga, saat itu jaringan bioskop murah di Palembang masih banyak dan masih diminati, sebelum beredarnya film berjudul erotis itu loh.

Saur sepuh itu menarikminat saya memahami perkembangan kerajaan di Indonesia, mungkin lebih tepatnya perkembangan kerajaan di Jawa. Karena pelajaran sejarah pada masa saya sekolah,dan tampaknya sampai saat ini adalah jawa sentris. Kami, anak-anak yang dibesarkan di Palembang akan sangat mudah menyebut nama-nama kerajaan di Jawa, tetapi membedakan Kedutan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang akan tergagap, bahkan masih banyaak yang kaget jika Pabrik Pupuk itu sebenarnya berdiri di Petilasan Istana Kesultanan Palembang, Benteng Kuto Gawang.

Kami juga dipaksa meyakini teori bahwa raja paling masyur di Sriwijaya adalah Bala Putra Dewa, seorang keturunan Wangsa Syailendra,adik ratu Holing (Kalingga). Ia menjadi raja di Sriwijaya karena kesal dengan keputusan sang kakak, Pramodawardhani yang menikahi Raja Hindu, Rakai Pikatan sampe perang deh. 

Sang Adek kalah dan pindah ke Swarna Bumi,membangun kerajaan menjadi besar sampai namanyapun diabadikan  dalam sebuah prasasti yang dikeluarkan oleh seorang raja bernama Dewapaladewa (atas nama Balaputradewa). Prasasti tersebut ditemukan di Nalanda, India bagian timur (negara bagian Bihar). Isinya tentang pendirian bangunan (atau tempat ibadah) di Nalanda oleh Raja Balaputradewa.

Meski teori mengenai siapa Bala Putra Dewa, atau bahkan Dinasti Syailendra sebenarnya memang berasal dari Sumatra bukansebaliknya juga berkembang, tetapi bukan itu yang saya pelajari saat saya sekolah dulu.

Kembali ke saur sepuh, saya dulu sempat penasaran dengan nama kerajaan Madangkara. Karena salamnya "sampurasun", saya kira berada di tanah Sunda, apalagi petualangannya sampai bertemu Biksu Tibet yang tertantang dengan kesaktian Brama Kumbara.

Banyak yang dibuat kesal dengan saya yang bertanya mengenai kerajaan Madangkara ini. Saya ingat betul ekspresi  para tua-tua yang kesal dengan saya jika bertanya demikian, apalagi salah satu judulnya adalah "Banjir Darah di Bubat".

 Saya yang lahir dan besar di Palembang,tetapi suku mayoritas di Kampung saya hanya Jawa dan Tionghoa, jadi mendapat pemahaman penuturan pun malah lebih pada babad tanah jawa. Mendapat penjelasan dengan lancar mengenai kisah perang Bubat, yang menurut versi mereka yang asli,bukan fiksi seperti saur sepuh.

rasa penasaran saya berakhir,Saur sepuh dengan kisah ksatria Madangkara dengan ajian sakti serat jiwa benar-benar fiksi,tak ada satupun benar adanya.

Nama-nama kerajaan yang disebut pun tidak pernah saya temukan di buku teks sekolah. Hingga obrolan ringan saat ngopi, eh saya ngeteh kok menyebutkan bahwa ada kerajaan maritim yang kuat dengan perdagangannya di Pantai Timur Sumatera bernama Kantoli, dengan penuturannya adalah kerajaan KUNTALA.

Yes, itu adalah kerajaan yang menaklukkan Madangkara, yang menyebabkan Brama Kumbara berlatih kanuragan siang dan malam demi mengembalikan kejayaan Madangkara yang diinvasi oleh Kuntala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun