Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hasil Labkes Jabar, 23 Persen Gizi Gratis Ternoda Bakteri, Lalu Harus Bagaimana?

3 Oktober 2025   11:21 Diperbarui: 3 Oktober 2025   11:21 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas siapkan menu MBG di SPPG Al Kasyaf, program terus diperluas dan dikolaborasikan demi manfaat ekonomi masyarakat. * /Kontibutor PR/Deni A. 

Hasil Labkes Jabar, 23 Persen Gizi Gratis Ternoda Bakteri, Lalu Harus Bagaimana?

"Gizi bukan sekadar kenyang, tapi aman dan menyehatkan."

Oleh Karnita

Awal yang Menggugah Pertanyaan

Apakah mungkin program mulia justru menjadi pintu masalah kesehatan? Pertanyaan itu mengemuka ketika hasil uji Laboratorium Kesehatan Jawa Barat (Labkes Jabar) menyatakan 23 persen sampel Makanan Bergizi Gratis (MBG) terkontaminasi bakteri penyebab keracunan massal. Pikiran Rakyat (26 September 2025) melaporkan temuan ini, menyoroti potensi bahaya yang bersembunyi di balik program pangan nasional.

Fakta tersebut mendesak perhatian publik. Di satu sisi, MBG digadang sebagai terobosan pemerintah untuk memenuhi hak gizi masyarakat, terutama santri dan pelajar di daerah. Namun, jika pengelolaan higienitasnya lalai, maka tujuan baik bisa berbalik menjadi malapetaka.

Penulis tertarik karena isu ini bukan hanya soal makanan basi, melainkan tentang tata kelola publik dan perlindungan masyarakat. Urgensinya jelas: kesehatan generasi muda adalah investasi bangsa. Relevansinya pun nyata, sebab setiap orang berhak atas pangan yang aman, bergizi, dan layak.

Hasil Labkes yang Mengejutkan

Temuan Labkes Jabar menjadi alarm serius bagi penyelenggaraan MBG. Dari 226 sampel yang diperiksa, 23 persen terbukti mengandung bakteri berbahaya seperti Vibrio cholerae, Escherichia coli, dan Bacillus cereus. Bakteri-bakteri ini dikenal sebagai penyebab utama keracunan makanan yang dapat berujung fatal.

Situasi ini menantang otoritas publik untuk lebih ketat dalam pengawasan. Program MBG bukan sekadar distribusi pangan, melainkan tanggung jawab moral dan hukum. Jika program gizi justru menularkan penyakit, kepercayaan publik bisa runtuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun