Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Fenerbahce Disambut Meriah, Pulang Sunyi, Jangan Biarkan Luka Itu Berulang di Benfica, Mourinho!

22 September 2025   19:32 Diperbarui: 22 September 2025   19:32 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedatangan Mourinho  di Fenerbahce disambut  dengan gegap gempita oleh fans klub. (Dok. BolaSkor)

Meski menyakitkan, momen itu penting. Sebab di balik sunyi ada pelajaran besar: loyalitas di sepakbola tak hanya ditentukan oleh nama besar, tetapi oleh hasil nyata di lapangan. Dan pelajaran itu bisa menjadi pondasi bagi kebangkitan berikutnya.

Usai dipecat dari Fenerbahce, Mourinho meninggalkan Istanbul hanya dengan sebuah backpack, berjalan sendiri di bandara. (Dok. MSN)
Usai dipecat dari Fenerbahce, Mourinho meninggalkan Istanbul hanya dengan sebuah backpack, berjalan sendiri di bandara. (Dok. MSN)

Fenerbahce dan Ekspektasi yang Tak Terpenuhi

Statistik Mourinho di Fenerbahce sejatinya tidak buruk: 62 laga dengan 37 kemenangan, 14 imbang, dan 11 kekalahan. Namun, bagi klub sebesar Fenerbahce, sekadar runner-up Liga Turki dan gagal lolos Liga Champions tak cukup. Ekspektasi publik jauh lebih tinggi. Dalam dunia besar seperti Fenerbahce, angka hanya hidup jika berujung pada piala.

Presiden klub, Ali Koc, menilai gaya bermain Mourinho terlalu defensif dan tidak sesuai DNA Fenerbahce yang agresif. Bagi fans, kegagalan melawan Benfica di playoff Liga Champions menjadi puncak kekecewaan. Itulah momen yang memutuskan segalanya. Satu malam yang mengubah tepuk tangan menjadi ejekan.

Kritiknya jelas: Mourinho gagal membaca kultur klub. Tetapi, bukankah kegagalan juga bisa menjadi guru terbaik? Inilah titik balik yang bisa menjadi energi baru di Benfica. Karena luka lama justru bisa menjadi bekal untuk menenun kemenangan baru.

Ironi Takdir: Disingkirkan Benfica, Kini Dipeluk Benfica

Ironi terasa begitu kuat: Mourinho dipecat karena kalah dari Benfica, lalu justru direkrut oleh Benfica sebagai pelatih baru. Takdir sepakbola kadang seperti drama Shakespeare—penuh paradoks, mengiris, namun tetap memesona. Seolah panggung yang menutup tirai, lalu membukanya kembali untuk aktor yang sama.

Bagi Mourinho, ini bukan hanya pekerjaan baru, melainkan kesempatan untuk menebus kesalahan. Ia tahu betul bahwa fans Benfica tak akan sekadar menelan nama besar. Mereka menuntut bukti, trofi, dan semangat juang yang segar. Nama besar hanyalah pintu, tetapi prestasi adalah kunci yang ditunggu.

Refleksinya: sejarah memang berulang, tapi hasilnya bisa berbeda bila kesalahan diubah menjadi hikmah. Di Lisbon, Mourinho punya panggung untuk membalik ironi menjadi kebangkitan. Dan mungkin kali ini, sejarah memilih untuk berpihak padanya.

Benfica: Harapan Baru, Ujian Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun