Tidak ada program besar tanpa tantangan. Infrastruktur, pendanaan, dan kualitas SDM menjadi pekerjaan rumah utama. PSSI dan pemerintah daerah harus realistis dalam mengatasinya.
Pendanaan menjadi aspek krusial. Sponsorship harus dikelola dengan profesional. Transparansi anggaran akan menentukan kepercayaan publik.
Kualitas pelatih dan perangkat pertandingan juga perlu ditingkatkan. Tanpa pembinaan yang tepat, kompetisi akan kehilangan fungsinya.
Namun, jika tantangan ini diatasi, hasilnya akan besar. Indonesia bisa membangun generasi pesepak bola yang kompetitif di Asia, bahkan dunia.
Tantangan lain yang tak kalah penting adalah menjaga minat publik dalam jangka panjang. Kompetisi harus dikemas menarik, menggabungkan profesionalisme dan hiburan, agar setiap musim selalu ditunggu dengan antusiasme yang sama.
Penutup
Kembalinya semangat perserikatan melalui Liga 3 dan Liga 4 adalah kabar baik yang layak dirayakan. Ia mengajarkan bahwa masa lalu dapat menjadi panduan bagi masa depan, jika diolah dengan visi yang tepat. Sistem berjenjang ini tidak hanya memupuk bakat, tetapi juga menanamkan rasa memiliki dan kebanggaan daerah.
Seperti kata Erick Thohir, “Dengan Liga 4 dan Liga 3, kita menanam benih di desa dan kota, lalu memeliharanya hingga tumbuh menjadi bintang nasional.” Dari setiap tepukan tangan penonton di pinggir lapangan, dari setiap teriakan gol yang menggema di stadion sederhana, sejarah baru sepak bola Indonesia tengah ditulis. Wallahu a'lam.
Disclaimer: Tulisan ini merupakan analisis independen berdasarkan berita Republika edisi 8 Agustus 2025, bukan siaran resmi PSSI.
Daftar Pustaka:
Itah, Israr. “PSSI Hidupkan Kembali Semangat Perserikatan: Liga 3 dan Liga 4 Digelar di Level Daerah.” Republika, 8 Agustus 2025. https://www.republika.co.id/berita/pssi-hidupkan-kembali-semangat-perserikatan