Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masjid Tidak Hanya Dimakmurkan, Tapi Juga Harus Memakmurkan

3 Agustus 2025   13:42 Diperbarui: 3 Agustus 2025   13:42 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memakmurkan masjid harus dimulai dari takmir. Takmir harus peka terhadap kebutuhan jamaah (dok. Kukarpaper.com)

Masjid Tidak Hanya Dimakmurkan, Tapi Juga Harus Memakmurkan
Sinergi Dana Zakat Bergulir dan Transformasi Sosial Berbasis Masjid

"Memakmurkan masjid harus dimulai dari takmir. Takmir harus peka terhadap kebutuhan jamaah." -- Prof. Abu Rokhmad

Oleh Karnita

Pendahuluan

Tangerang pagi itu cerah. Pada 3 Agustus 2025, Republika menerbitkan berita bertajuk "Latih Takmir Masjid Kelola Dana Bergulir Berbasis Zakat, Kemenag: Beri Dampak Nyata ke Masyarakat". Laporan ditulis oleh Redaktur Erdy Nasrul dan menyuguhkan harapan baru bagi fungsi masjid.

Penulis mengapresiasi langkah kolaboratif Kemenag dan Baznas. Pelatihan untuk takmir masjid dalam mengelola dana zakat produktif adalah inisiatif strategis. Prof Abu Rokhmad dan timnya layak diapresiasi atas kepekaan mereka terhadap kebutuhan umat.

Ketertarikan penulis muncul karena urgensi transformasi sosial masjid di era urban. Masjid harus menjadi lokomotif ekonomi keumatan, bukan sekadar tempat ibadah. Gagasan masjid sebagai pusat solusi umat sangat relevan dalam konteks ketimpangan dan kesenjangan sosial hari ini.

1. Dana Bergulir Zakat: Solusi Inklusif, Bukan Sekadar Bantuan Konsumtif

Model dana bergulir berbasis zakat adalah pendekatan baru yang menjanjikan. Masjid, melalui BMM (Baznas Microfinance Masjid), tidak lagi sekadar menyalurkan santunan. Ia menjadi perantara pemberdayaan ekonomi yang konkret.

Program ini membidik mustahik dengan usaha atau potensi produktif. Zakat yang tadinya "habis pakai", kini menjadi modal kerja yang berputar. Mustahik berubah menjadi muzakki---sebuah proses transformasi yang ideal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun