Di Tengah Gelap dan Intimidasi, Warga Menyalakan Api Perlawanan
"Ini bukan akhir. Kami tidak akan berhenti." – Forum Sukahaji Melawan
Oleh Karnita
Pendahuluan
Malam di Sukahaji tak lagi tenang. Sejak 29 Juli 2025, warga dihantui suara lemparan batu. Teror itu mengusik hak istirahat dan rasa aman.
Berita bertajuk “Pendamping Hukum Protes, Pasal Tambahan 6 Warga Sukahaji Tiba-tiba Muncul saat BAP” tayang di Pikiran Rakyat pada 2 Agustus 2025. Ditulis Irwan Suherman dan disunting Ramadhan D Waluya, liputan ini patut diapresiasi atas keberaniannya menampilkan sisi kemanusiaan dari konflik hukum dan agraria. Penulis mengangkat fakta, kutipan, dan dinamika warga secara proporsional.
Penulis artikel ini tertarik karena isu kriminalisasi warga dan perampasan tanah sering diulang dalam narasi pembangunan. Relevansi kasus ini terasa kuat di tengah maraknya konflik agraria dan peminggiran masyarakat urban kelas bawah. Isu ini bukan sekadar konflik lokal, melainkan potret rapuhnya keadilan struktural kita.
Warga dalam Bayang Intimidasi
Forum Sukahaji Melawan melaporkan teror batu yang datang dini hari. Batu-batu sebesar kepalan tangan dilempar selama tiga jam. Aksi ini bukan kejadian tunggal, melainkan bagian dari pola tekanan psikologis.
Warga menduga aksi itu disengaja. Batu ditemukan dalam kondisi kering meski malam hujan. Ini menguatkan asumsi bahwa ada niat intimidasi sistematis.
Teror semacam ini tidak bisa dianggap gangguan biasa. Ia adalah simbol kekerasan non-fisik yang menyasar rasa aman kolektif. Negara seharusnya menjadi pelindung, bukan membiarkan kekosongan hukum dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu.