Kemitraan Telkom dengan UGM melalui Digistar Club menunjukkan arah baru dalam sinergi dunia usaha dan dunia pendidikan tinggi. Bukan sekadar sponsor atau perekrutan bakat, tetapi kolaborasi untuk membentuk ekosistem pembelajaran yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Model ini sejalan dengan semangat triple helix (akademisi–industri–pemerintah) dalam mendorong inovasi nasional. Telkom sebagai BUMN menghadirkan peran strategisnya tidak hanya sebagai penyedia layanan telekomunikasi, tetapi juga talent builder dan ecosystem enabler.
Dengan melibatkan perguruan tinggi, Digistar Club menjadi model kolaborasi baru yang layak direplikasi, di mana pengembangan talenta bukanlah tanggung jawab satu pihak, tetapi hasil dari co-investment lintas sektor demi masa depan bangsa.
5. Talenta Unggul sebagai Fondasi Bisnis yang Berkelanjutan
Henry Christiadi menutup pidatonya dengan menekankan bahwa pengembangan insan digital bukan sekadar pelengkap, tetapi fondasi dari pertumbuhan bisnis jangka panjang. Telkom mengakui bahwa keberhasilan finansial dan operasional hanya dapat dicapai jika dibangun di atas pondasi sumber daya manusia yang unggul.
Transformasi digital Indonesia hanya akan berhasil jika talenta digitalnya tumbuh dengan ekosistem yang mendukung: dari pembinaan di kampus, kesempatan untuk berkolaborasi, hingga ruang aktualisasi di industri.
Telkom melalui Digistar telah mengambil langkah awal yang strategis. Namun tantangan sesungguhnya baru dimulai: membangun budaya belajar yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan di kalangan generasi muda.
6. Mendorong Spirit Kepemimpinan Digital Sejak Bangku Kuliah
Digistar Club bukan hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan digital yang adaptif dan kolaboratif. Mahasiswa didorong untuk menjadi penggerak di lingkungannya, memimpin proyek, dan memfasilitasi pembelajaran antaranggota komunitas. Ini adalah pelatihan kepemimpinan berbasis aksi nyata, bukan hanya teori di ruang kelas.
Melalui proyek-proyek berbasis tantangan seperti DigiWar atau Innovilage, mahasiswa diajak merumuskan solusi konkret bagi persoalan masyarakat, dari sektor pendidikan hingga UMKM digital. Pendekatan ini melatih kepemimpinan yang kontekstual—mengakar pada persoalan riil dan berorientasi pada perubahan.
Di tengah kebutuhan akan pemimpin muda yang mampu menavigasi kompleksitas era digital, pendekatan seperti ini sangat strategis. Digistar Club menumbuhkan digital leadership yang tidak hanya paham teknologi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial, visi masa depan, dan kemauan berkolaborasi lintas sektor demi kemajuan bangsa.