Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kewaspadaan Bukan Kepanikan: Covid-19 Belum Usai, Tapi Kita Bisa Lebih Bijak

5 Juni 2025   12:59 Diperbarui: 5 Juni 2025   12:59 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kewaspadaan Bukan Kepanikan: Covid-19 Belum Usai, Tapi Kita Bisa Lebih Bijak
"Tetap tenang, tetap waspada. Karena kekuatan tak selalu hadir dalam kepanikan, tapi dalam ketegasan yang tenang."

Oleh Karnita

Pendahuluan

Pada pekan epidemiologi ke-22 tahun 2025, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat tujuh kasus baru Covid-19 dalam periode 25–31 Mei. Temuan ini dirilis melalui laporan resmi Kemenkes dan dikutip Kompas.com pada Selasa, 3 Juni 2025. Meski jumlah kasus terbilang rendah, pemerintah menanggapinya dengan mengeluarkan surat edaran sebagai bentuk antisipasi.

Mengapa hal ini penting untuk dibahas? Karena kenaikan kasus di Indonesia terjadi di tengah gelombang signifikan di negara tetangga seperti Thailand dan Singapura. Fenomena ini menantang kesadaran publik akan pentingnya protokol kesehatan meski pandemi telah dinyatakan usai. Refleksi diperlukan: bagaimana seharusnya kita bersikap di tengah “lonjakan kecil” yang bisa berdampak besar?

1. Jumlah Kecil, Dampak Bisa Besar

Menurut laporan mingguan Kemenkes RI, hanya tujuh kasus yang ditemukan dengan tingkat positivity rate sebesar 2,05 persen. Dibandingkan dengan puncak tahun ini yang tercatat 3,62 persen di minggu ke-19, angka ini masih tergolong rendah. Tidak ada kematian yang dilaporkan dan varian yang teridentifikasi adalah subvarian Omicron JR1.

Namun, membandingkan data secara kuantitatif saja bisa menyesatkan jika tidak dilihat dalam konteks epidemiologi. Tingginya pergerakan masyarakat dan rendahnya kewaspadaan pascapandemi bisa menyebabkan underreporting. Apalagi jika tracing dan testing sudah tidak lagi masif seperti sebelumnya.

Langkah Kemenkes mengeluarkan surat edaran patut diapresiasi. Tetapi efektivitasnya bergantung pada kesiapsiagaan fasilitas kesehatan daerah serta disiplin pelaporan kasus. Ini saatnya membangun budaya kewaspadaan yang berbasis data, bukan sekadar reaksi temporer terhadap angka statistik.

2. Thailand dan Singapura: Cermin Kesiapsiagaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun