Bukan Lagi Soal Bertahan, Tapi Menyiapkan Diri Sejak Sekarang
"Orang bijak bukan yang menunggu badai reda, tapi yang belajar menari di tengah hujan." --- Anonim
Oleh Karnita
PendahuluanÂ
PHK bukan lagi isapan jempol atau sekadar isu internal perusahaan. Dalam beberapa bulan terakhir, gelombang pemutusan hubungan kerja menyasar banyak sektor, termasuk industri media massa papan atas. Bahkan, seorang penyiar senior yang dikenal luas publik harus berpamitan secara live---dan video perpisahannya viral ke mana-mana. Tak pelak, kabar seperti ini menimbulkan resonansi emosional yang kuat, terutama bagi pekerja yang menyadari: tidak ada pekerjaan yang benar-benar aman.
Tak hanya bagi mereka yang terancam PHK, kesadaran untuk bersiap juga relevan bagi ASN. Sebagian besar pensiunan PNS menghadapi kenyataan bahwa uang pensiun dan gaji pensiunan tak sebanding dengan kebutuhan hidup yang terus bergerak naik. Lebih dari itu, bagi pasangan suami-istri yang keduanya adalah ASN kategori P3K---yang tidak mendapatkan pensiun rutin di usia 60 tahun---risiko finansial jangka panjang bisa jauh lebih nyata.
Di satu sisi, kebutuhan keluarga tak mungkin berhenti hanya karena status kepegawaian telah selesai. Di sisi lain, keinginan untuk tetap membantu saudara atau memberi manfaat bagi lingkungan juga tetap ada. Maka, tidakkah sekarang saat yang tepat untuk mulai merintis usaha sampingan? Tak perlu langsung besar, yang penting dimulai. Bisa saja dari hobi, keterampilan, atau hal-hal kecil yang bisa tumbuh seiring waktu. Ketika nanti masa pensiun tiba, usaha itu bukan lagi "tambahan", tapi bisa jadi poros utama kehidupan baru yang tetap produktif.
Ketidakpastian ini tak bisa lagi dihadapi dengan sekadar bersabar. Banyak yang mulai sadar, bertahan saja tidak cukup. Harus ada rencana cadangan. Harus ada skenario alternatif. Mulai dari menata kembali pengeluaran, meninjau ulang aset pribadi, hingga mencari peluang baru---semuanya menjadi langkah realistis agar tak jadi korban berikutnya.
"Orang bijak bukan yang menunggu badai reda, tapi yang belajar menari di tengah hujan." --- Anonim
Kutipan ini menggambarkan kenyataan kita hari ini: ketimbang terus berharap badai PHK mereda, mengapa tidak mulai bersiap, menyusun ulang langkah, dan membekali diri dengan skenario-skenario yang relatif ringan namun tetap berdampak?