Pelatihan Mobile Training Unit: Membuka Pintu Masa Depan dari Lorong-Lorong Kota
"Bursa kerja terbaik bukan hanya menawarkan pekerjaan, tapi juga membentuk manusia yang siap bekerja dengan percaya diri."
Oleh Karnita
Pendahuluan
Kabar baik datang dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertrans) Provinsi DKI Jakarta. Pada Kamis (24/4/2025), seperti dilaporkan Kompas.com, Kepala Disnakertrans Hari Nugroho mengumumkan bahwa program Mobile Training Unit (MTU) kembali bergulir. Menggunakan bus yang dimodifikasi menjadi ruang pelatihan berjalan, MTU membawa berbagai kelas keterampilan ke jantung komunitas: dari perbengkelan, desain grafis, hingga tata busana.
Saya tertarik mengulas berita ini karena konsep MTU menawarkan sesuatu yang kerap luput dalam perencanaan pelatihan konvensional: aksesibilitas. Ketika banyak program berkutat di gedung-gedung megah yang asing bagi warga, MTU justru menyusuri gang-gang sempit, menghampiri mereka yang membutuhkan keterampilan baru namun tak tahu harus ke mana.
Namun, melihat dari sudut yang lebih luas, inisiatif ini sepatutnya ditangani lebih serius dan terstruktur. Sebab, tanpa tindak lanjut yang kuat—seperti penyaluran kerja, sertifikasi yang diakui industri, atau pembinaan lanjutan—MTU hanya akan menjadi kendaraan penuh janji tanpa arah yang nyata.
1. Akses Pelatihan yang Merata: Menjemput, Bukan Menunggu
"Membuka lowongan itu perlu, tapi membekali harapan itulah yang jauh lebih penting."Â
Dalam dunia kerja hari ini, jarak fisik kerap menjadi jarak sosial. Banyak warga yang ingin meningkatkan keterampilan, tapi terhambat oleh lokasi pelatihan yang jauh atau biaya transportasi yang mahal. Di sinilah MTU menjadi solusi strategis: membawa pelatihan ke tengah komunitas, menghapus batasan geografis.