Selanjutnya, perlu dipertanyakan tentang kesiapan Polri dalam menerima kritik dengan terbuka. Dalam beberapa kasus sebelumnya, kritik terhadap polisi justru berakhir dengan intimidasi atau pembatasan kebebasan berbicara. Jika Polri benar-benar serius ingin membangun budaya kritik, maka yang perlu dilakukan bukan hanya memberikan penghargaan kepada individu-individu tertentu, tetapi juga merombak kebijakan internal yang selama ini mungkin membatasi ruang bagi kritik yang bebas.
Apakah Ini Sekadar Kosmetik Politik?
Tawaran untuk menjadikan Sukatani sebagai Duta Polri juga mengandung potensi politisasi yang perlu diwaspadai. Sejauh mana sosok ini akan dipilih karena keberanian dan independensinya dalam menyampaikan kritik, atau justru karena kedekatannya dengan pihak kepolisian? Politisi dan pejabat yang terkait dengan kepolisian sering kali memanfaatkan tokoh-tokoh tertentu untuk memperbaiki citra mereka di mata publik, dan ini berisiko mengurangi otentisitas kritik yang diinginkan.
Komitmen Nyata Polri: Menerima Kritik dengan Tindakan
Di sisi lain, jika tawaran ini benar-benar tulus, maka harus ada bukti nyata dari Polri yang menunjukkan komitmennya untuk menerima masukan dari masyarakat. Membangun budaya kritik bukan hanya soal menerima pandangan yang tidak menyenangkan, tetapi juga soal beradaptasi dan berkembang berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh masyarakat. Polri harus bersedia melakukan evaluasi diri yang jujur dan terbuka.
Mengkritik Itu Tidak Selalu Menentang
Mengkritik bukan berarti menentang atau melawan, tetapi memberikan perspektif yang mungkin terlewatkan dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penting bagi Polri untuk menunjukkan bahwa mereka tidak hanya terbuka terhadap kritik, tetapi juga mampu belajar dari kritik yang diberikan. Ini merupakan sebuah langkah penting dalam mewujudkan kepolisian yang lebih profesional dan akuntabel.
Tantangan Sukatani: Integritas dalam Mengkritik
Di sisi lain, keberanian Sukatani untuk menerima tawaran ini juga patut diapresiasi. Namun, tantangan terbesar baginya adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara loyalitas terhadap Polri dan integritas dalam memberikan kritik yang objektif. Sebagai Duta Polri, ia akan berada dalam posisi yang sangat sulit, karena ia harus menjaga hubungan yang baik dengan institusi yang diwakilinya, namun tetap mampu memberikan kritik yang membangun.
Menjaga Keseimbangan Antara Positif dan Negatif Kritik