Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tawaran Kapolri kepada Band Sukatani: Sebuah Langkah Progresif atau Manuver Politik?

26 Februari 2025   04:16 Diperbarui: 26 Februari 2025   04:16 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Kapolri tawarkan Band Sukatani jadi Duta Polri (Sumber: Freepik)

Selanjutnya, perlu dipertanyakan tentang kesiapan Polri dalam menerima kritik dengan terbuka. Dalam beberapa kasus sebelumnya, kritik terhadap polisi justru berakhir dengan intimidasi atau pembatasan kebebasan berbicara. Jika Polri benar-benar serius ingin membangun budaya kritik, maka yang perlu dilakukan bukan hanya memberikan penghargaan kepada individu-individu tertentu, tetapi juga merombak kebijakan internal yang selama ini mungkin membatasi ruang bagi kritik yang bebas.

Apakah Ini Sekadar Kosmetik Politik?

Tawaran untuk menjadikan Sukatani sebagai Duta Polri juga mengandung potensi politisasi yang perlu diwaspadai. Sejauh mana sosok ini akan dipilih karena keberanian dan independensinya dalam menyampaikan kritik, atau justru karena kedekatannya dengan pihak kepolisian? Politisi dan pejabat yang terkait dengan kepolisian sering kali memanfaatkan tokoh-tokoh tertentu untuk memperbaiki citra mereka di mata publik, dan ini berisiko mengurangi otentisitas kritik yang diinginkan.

Komitmen Nyata Polri: Menerima Kritik dengan Tindakan

Di sisi lain, jika tawaran ini benar-benar tulus, maka harus ada bukti nyata dari Polri yang menunjukkan komitmennya untuk menerima masukan dari masyarakat. Membangun budaya kritik bukan hanya soal menerima pandangan yang tidak menyenangkan, tetapi juga soal beradaptasi dan berkembang berdasarkan umpan balik yang diberikan oleh masyarakat. Polri harus bersedia melakukan evaluasi diri yang jujur dan terbuka.

Mengkritik Itu Tidak Selalu Menentang

Mengkritik bukan berarti menentang atau melawan, tetapi memberikan perspektif yang mungkin terlewatkan dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penting bagi Polri untuk menunjukkan bahwa mereka tidak hanya terbuka terhadap kritik, tetapi juga mampu belajar dari kritik yang diberikan. Ini merupakan sebuah langkah penting dalam mewujudkan kepolisian yang lebih profesional dan akuntabel.

Tantangan Sukatani: Integritas dalam Mengkritik

Gambar: Kapolri tawari Band Sukatani jadi Duta POLRI (Sumber: Freepik)
Gambar: Kapolri tawari Band Sukatani jadi Duta POLRI (Sumber: Freepik)

Di sisi lain, keberanian Sukatani untuk menerima tawaran ini juga patut diapresiasi. Namun, tantangan terbesar baginya adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara loyalitas terhadap Polri dan integritas dalam memberikan kritik yang objektif. Sebagai Duta Polri, ia akan berada dalam posisi yang sangat sulit, karena ia harus menjaga hubungan yang baik dengan institusi yang diwakilinya, namun tetap mampu memberikan kritik yang membangun.

Menjaga Keseimbangan Antara Positif dan Negatif Kritik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun