Mohon tunggu...
Karlina Dewi
Karlina Dewi Mohon Tunggu... -

Seorang volunter yg sedang berjuang mencari ridho di jalan-Nya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebuah Donat Cinta-Nya

3 Agustus 2012   05:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:18 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13439698501306224356

[caption id="attachment_191140" align="aligncenter" width="300" caption="Take in Ancol by me"][/caption]

Cinta adalah suatu anugerah yang diberikan Allah kepada seluruh umat manusia. Seperti pohon, cinta berkembang dan tumbuh hingga menuai banyak buah maupun bunga indah. Daya tarik menariknya begitu kuat tetapi banyak orang salah persepsi mengenai arti cinta yang begitu luas cakupannya.

Seorang cucu Rasulullah,Ali yang masih kecilpernah bertanya kepada ayahandanya. “Apakah ayah mencintai kakek (yakni Nabi Muhammad SAW)?”, “Apakah ayah mencintai ibu (yakni Fatimah,anak dari Nabi Muhammad SAW)?”, dan “Apakah ayah mencintaiku?”. Ayahnya menjawab ketiga pertanyaan itu dengan singkat, ”Iya aku mencintai semuanya”.  Ali pun bingung,terhadap jawaban ayahnya. Bagaimana bisa ayahnya membagi cintanya itu? Apakah apabila kita mempunyai sebuah donat bulat dan membaginya dengan orang yang kita cintai, akankah diberi potong per potong hingga habis tak tersisa?

Bukan.. bukan seperti itu. Cinta seharusnya kita maknai dengan cinta bedasarkan Allah agar cinta yang kita jaga diridai oleh-Nya. Karena cinta yang kita kenal merupakan percabangan dari cinta-Nya. Sepotong donat itu bisa tetap terjaga, dengan didasari oleh bungkus cinta Allah. Apabila kita mencintai Allah, berarti patut kita mencintai semua makhluk-Nya. Cinta orang tua karena Allah, cinta teman karena Allah, cinta saudara-saudari kita karena Allah. Itulah cinta yang sesungguhnya. Seperti aku, juga berusaha mempelajari dari analogi donat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun