Mohon tunggu...
kardianus manfour
kardianus manfour Mohon Tunggu... Editor - belajar mencintai kebijaksanaan hidup

mahasiswa filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menunggu Mati

23 Oktober 2019   11:26 Diperbarui: 23 Oktober 2019   11:44 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hidup adalah aktivitas menunggu mati. Apa gunanya semua hidup ini?  mengapa aku hidup? Untuk apa semua ini? semuanya akan lenyap. Semuanya akan gelap. Tidak ada terang. Tidak ada pelita. Semuanya sirna. Bagaimana aku hidup? Ah Tuhan ...mengapa Engkau melempar aku ke dunia ini? apa tugas yang kau berikan kepadaku di dunia ini?

Ah...semuanya tidak berguna. Untuk apa aku belajar? Toh pada akhirnya aku mati. Betapa bodohnya semua manusia yang sibuk melakukan ini dan itu. Mereka tidak sadar bahwa mereka pada akhirnya akan mati.

Aku memikirkan  semuanya itu sambil menghisap rokok dalam-dalam. rokok ini juga tidak berguna... pada akhirnya aku mati. Tiba-tiba pintu kamar kosku diketuk...

"Siapa?" (teriakku dengan ketus) 

" vano" (aku kira dia menjawab dengan gugup gara-gara teriakanku)

"Masuk" (aku bertanya dalam hati untuk apa bangsat itu datang ke kamar ku)

dia pun masuk ke kamar ku. " jansen kamu nggak ke gereja? Udah telat nih.. ayo buruan..." 

aku melihat dia dari ujung kaki sampai kepala.

"hei vano..untuk apa kamu ke gereja ..toh hidup ini menunggu mati. Nggak usah susah-susah deh pergi ke gereja kamu pasti mati juga."(kataku dengan kasar)

"loh kok kamu bilang begitu...ini kan hari Tuhan!" (jawabnya dengan penuh kepolosan).

"Hei vano kalo kamu mau pergi..pergi sana ....nggak usah ajak orang...dan juga kedua...kamu nggak usah nasehatin aku.. kamu gunakan hidup untuk menasehati orang padahal kamu toh akan mati...kamu keluar dari kamar ku..pergi sana!!!"(baru kali ini aku pernah marah dengan orang lain sekasar ini apalagi dengan vano temanku selama ini).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun