Mohon tunggu...
Dede Tatang
Dede Tatang Mohon Tunggu... Guru - Putra Kamal, Larangan Brebes

Tulisan Anak Desa Untuk Negeri Tercinta Me Visit us : www.duniaelektronik.net , www.inspirasi-dttg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tujuan Menikah Adalah Poin Terpenting Pernikahan

17 September 2017   14:09 Diperbarui: 17 September 2017   14:53 24425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikah adalah suatu momen  yang sangat istimewa yang terjadi pada diri manusia. Dengan  menikah sesuatu yang dulu dilarangpun akhirnya bisa bernilai ibadah, oleh karenanya menikah sangat dinanti oleh para muda-mudi yang telah baligh. Hukum menikah dalam Islampun kondisiental artinya hukum  yang berlaku sesuai dengan keadaan seseorang. Pernikahan akan menjadi sunah apabila seorang pria telah dewasa dan mampu  memberi nafkah lahir batin, menjadi  wajib manakala jika tidak segera menikah akan mudah terjadi zinah, , bahkan hukum menikah bisa  menjadi haram mana kala tujuannya untuk menyakiti.

Menikah bukanlah perkara sepele, karena dalam pernikahan akan ada tanggung jawab besar setelahnya, ketika ijab  qabul pernikahan telah diselenggarakan sesuai syarat dan rukunnya, maka saat itulah seorang laki-laki telah mengambil alih tanggung jawab besar seorang anak perempuan dari ayahnya.

Oleh karenanya membimbing seorang istri menuju jalan Allah adalah suatu keharusan, karena ia akan mampu menyeret suami keneraka-Nya jika sampai istri menyimpang dari jalan-Nya. Bahkan untuk urusan dunia sekalipun, ketika seoarang pria menikahi seorang anak perempuan dari seorang ayah berarti benar-benar ia harus bisa berjuang memberinya nafkah lahir dan batin. 

Nafkah lahir tentu bukan hanya memberikannya uang belanja untuk kemudian kita makan bersama dengannya, namun lebih dari itu kita harus mampu memberikan segala hal yang ia butuhkan. Kebutuhan wanita yang kompleks tentu harus kita pikirkan dan penuhi, mulai dari kebutuhan make-up, pakaian, dan berbagai kebutuhan wanita lainnya, termasuk didalamnya kebutuhan dalam hal menuntut ilmu.

Semua tanggung jawab besar seorang suami menuntut kita untuk bekerja keras agar  mendapatkan pundi-pundi rupiah , sehingga kita akan mampu mencukupi segala hal yang dibutuhkan istri kita. Seharusnya setelah menikah beban orangtua istri makin berkurang dan kebutuhan istri semakin mudah dipenuhi bukan justru kita tuntut ia untuk mengurangi hal-hal yang biasanya orangtuanya penuhi.

Lebih dari itu menikah berarti juga cambuk bagi kita agar semakin semangat memperdalam ilmu agama-Nya, agar kita mampu mengarahkan keluarga kita kejalan syurga-Nya. Bukankahn sudah jelas dalam kitab suci Allah menyuruh kita untuk menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka yang bahan bakarnya dari jin dan manusia, tentu hanya dengan keimanan dan ilmu agama yang tinggi kita akan lebih  mudah menjaga dan mengarahkan mereka.

Urgentnya Tujuan Menikah

Sebuah angkutan umum hanya akan melaju pada arah tujuannya, jika anda ingin menuju Jakarta tak mungkin sampai jika naik angkutan umum jurusan Purwokerto. Inilah gambaran kecil akan pentingnya suatu tujuan(Niat). Bahkan ada suatu hadits yang sangat popular ditelinga kita, setiap kiyai dan ustadz hampir sudah semua membahas hadits "Innamal A'malu  Binniyat" yang artinya Amal itu tergantung niatnya,dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Hadits ini adalah sebuah motivasi besar agar dalam setiap hal kita memiliki niat yang besar, terpuji, dan yang paling penting bernilai ibadah. Hal ini dikarenakan jika kita berniat besar meski baru bisa melakukan hal-hal kecil, semoga Allah menuliskan pahalanya sebesar niat kita tersebut.

Kembali keurgentnya niat nikah.

Dewasa ini kita sering melihat banyak pernikahan yang kandas ditengah jalan, berakhir dengan permusuhan dan perceraian. Faktor terbesar dari semua ini tentu dikarenakan salahnya niat menikah tersebut. Seorang pasangan muda banyak yang menikah hanya karena untuk memuaskan hasrat seksualnya, sehingga setelah itu semua mudah didapatkan pernikahan menjadi hampa tanpa ada lagi  tujuan. Akibatnya sedikit saja gesekan dan problem dianggapnya masalah besar bahkan menjadikannya jalan kesempatan menuju perpisahan. 

Jika niat menikah hanya karena sebuah kecantikan ataupun harta kekayaan tentu ia akan mudah sirna ditengah bahkan diawal perjalanan, karena kecantikan dan harta merupakan hanya keinginan nafsu dimana ia akan mudah hilang dan menuntut mendapatkan yang lebih setelah mendapatkan. Akibatnya tentu terjadilah kembali perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun