Mohon tunggu...
KANZEN X
KANZEN X Mohon Tunggu... Buruh - biodata

mencoba hal baru adalah hal yang paling meyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menara Keabadian

13 November 2019   20:09 Diperbarui: 17 November 2019   07:55 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku terbangun di suatu tempat yang sangat gelap dan tak ada setitik cahaya yang bisa menerangi, aku hanya mengandalkan indra yang ada dalam diri ini, diriku yang memiliki tubuh kecil dan berambut panjang dan berwajah oval. diriku tinggal bersama Rachael, dia selalu menemaniku ditempat yang gelap ini. bagiku dirinya adalah seorang putri yang menyinariku dengan kebahagian, dia adalah segalanya. kemanapun ia pergi aku selalu mengikutinya, hingga suatu ketika dia menceritakan dunia luar yang begitu indah yang membuatnya tertarik untuk keluar dari tempat yang gelap ini. Dia mencritakan ada sebuah menara keabadian yang mengabulkan segala keinginan dan membuatnya menjadi penguasa dunia, namun bagiku tak ada yang menarik selain dirinya karena bagiku Rachael adalah segalanya bagiku. 

"Rey saya akan pergi ke suatu tempat yang sangat indah, di sana saya akan mendapatkan kekuatan untuk mengubah dunia ini dan akan membuat dunia yang penuh dengan keindahan" kata Rachail sambil mengusap wajahku yang lemah. Setelah mendengar dia akan pergi ke tempat itu dengan seketika diriku mencegahnya, namun Rachael sudah bulat dengan keputusannya. hingga pada saat itu terbukalah sebuah portal yang menuju ke Menara Keabadian! Dia dengan cepat bergegas mendorongku dengan keras sehingga membuat diriku terjatuh tersungkur ditanah yang penuh dengan bebatuan tajam, karena dorongannya yang begitu kencang membuat diriku tersungkur dan terluka di bagian wajah. Dalam sekejap Rachael hilang bersama portal itu, dengan isak tangis saya terus memukul dinding yang tak terlihat hingga membuat tanganku terluka.

*Di lantai dasar Menara Keabadian

Rachael yang sudah tiba di Menara keabadian di sambut oleh pengusa lantai, Penguasa tersebut memiliki rupa yang menyerupai sebuah lumba-lumba namun memiliki kaki dan tangan, tanganya memegang tongkat yang begitu menyeramkan. dengan mengacungkan tongkat ke arah Rachael dia berkata"Siapa kamu? Kamu bukan orang yang terpilih dari Menara Keabadian, kamu adalah orang luar tak layak memasuki menara keabadian ini!" dengan nada yang begitu marah dia langsung mengusir Rachael dengan mengacungkan tongkatnya sehingga Rachael terpelanting ke sudut ruangan, karena seranganya yang begitu keras membuat tubuh rachael penuh dengan luka. Namun Rachal tak menyerah begitu saja, dia terus membujuk Penguasa lantai itu agar menerimanya di Menara Keabagian . "Saya mohon Terima saya di Menara ini, saya akan melakukan apaun agar bisa memasukinya!" kata Rachael. Karena ucapan Rachael maka pengawas mempertimbangakan apa yang dimintanya, namun dengan syarat yaitu membantu agar Rey menjadi seorang pembunuh, "Saya akan meloloskanmu dan memasuki lantai satu namun dengan syarat!" Kata pengusa lantai dasar itu kepada Rachael.

Rachael pun menjawabnya "Apa yang harus saya lakukan agar bisa lolos ke lantai berikutnya?" , Cukup mudah syaratnya, Kamu hanya perlu membantu Rey menjadi seorang pembunuh, buatlah dia mengejarmu sehingga dia akan terus melangkah ke lantai berikutnya!" kata Penguasa lantai dengan nada yang mengerikan. "Baiklah saya akan menerima syarat yang anda berikan kepada saya" Jawab Rachael.

*Setelah Rachael pergi meninggalkan tempat yang gelap, kini Rey tinggal seorang diri di ruangan yang gelap dan tidak ada jalan keluar. Rey berteriak dengan keras menyebut nama Rachael.

"Rachael kembalilah!!!  jangan tinggakan diriku sendirian, kemanapun kau pergi aku kan selalu mengikutimu, aku kan mencarimu kemanapun kau berada!" teriakan ray begitu keras sehingga menggema di langit langit ruangan yang gelap itu. Beberapa saat kemudian terbukalah portal yang sama persis dengan portal yang membawa Rachael pergi meninggalkanya. Tanpa berfikir panjang Rey pun langsung berlari menuju portal yang segera menutup kembali, dengan tenaga yang tersisi ia berlari menuju portal hingga ia masuk pada saat portal itu hampir tertutup kembali dengan sempurna.

setelah melewati portal  ia langsung disambut oleh penguasa lantai dasar menara keabadian, "selamat datang tuan.!"  sambutan dari pengusa lantai dasar itu pada Rey. "anda adalah orang yang terpilih untuk memasuki menara keabadian dan ditakdirkan untuk terus menuju ke lantai teratas!"  sambung penguasa lantai. "dimana aku berada?"  tanya Rey pada seseorang yang berada didepannya, "dimana temanku?"  lanjut Rey bertanya lagi pada Pengusa lantai tersebut. "kamu berada di menara keabadian, dan masalah seseorang yang datang sebelum kamu ia sudah melanjutkan ke lantai berikutnya!" jawab pengusa lantai kepada Rey. "saya harus menyusulnya dan membawanya kembali bersama saya!" jawab Rey. "maaf nak kamu tidak bisa mencarinya, karena sebelum kamu pergi ke lantai selanjutknya kamu harus melewati sebuah rintangan, dan jika kamu bisa melewati rintangan tersebut kamu baru bisa melanjutkan ke lantai berikutnya!" Kata pengusa lantai.

"baik saya akan melewati rintangannya, apapun rintangan yang harus aku hadapi?" kata Rey

"kamu cuma ada dua pilihan! pertama kamu harus bisa melewati monster belut listrik itu! yang ke dua kamu bisa membunuhnya!" jawab pengusa lantai

"baik saya akan lakukan apapun untuk melewatinya dan jika perlu saya akan membunuhnya!"  Jawab Rey

Rey bergegas meuju arah monster belut listrik, ia mencoba melewatinya dengan sekuat tenaga. Namun Monster itu sadar bahwa ada seseorang yang mendekatinya dengan ganas ia langsung mengirimkan sengatan listrik yang sangat besar terhadap Rey. Rey pun berlari menghindari sengatan listrik itu, ia berlari kesana sini mencoba mencari celah agar bisa melewati monster yang mengerikan itu. Satu jam sudah berlalu namun ia belum bisa melewati monster itu. Pada saat Rey kelelahan datanglah seseorang yang meminjamkan sebuah senjata, "nak kamu tidak akan bisa melewati monster itu kecuali kau membunuhnya" kata seseorang yang baru datang di lantai dasar. "bagaimana cara  aku membunuhnya?  aku sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk membunuh monster itu" jawab Rey sambil ngosngosan karena kelelahan.

bersambung......

maaf dilanjut besok lagi ceritanya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun