Sebelumnya, WHO sudah membantu mengeradikasi cacar dan polio hampir sepenuhnya. Ia jugalah yang mendeklarasikan situasi darurat jika ada wabah seperti pandemi COVID-19 ini dan menjadi agensi yang memberikan persetujuan untuk vaksin yang akan beredar.
Tahan Banting
Selain ranah internasional, kita juga perlu menengok ke dalam negeri sendiri. Ada aspek yang telah dan akan selalu menjadi salah satu penentu derajat kesiapan kita dalam menghadapi krisis kesehatan berskala besar yaitu sistem kesehatan yang resilien.
Suatu sistem kesehatan dapat disebut tangguh apabila ia bisa melindungi hidup manusia dan menghasilkan outcome kesehatan yang baik selama dan sesudah krisis (Kruk dkk., 2015).
Kruk dkk. (2015) mengajak kita untuk belajar dari wabah Ebola yang terjadi sebelumnya. Salah satu yang patut diberi perhatian lebih adalah target untuk menjadi diverse. Ini berarti sistem kesehatan yang mampu menangani berbagai bidang kesehatan---dibanding hanya beberapa---akan lebih stabil dan lebih cepat mendeteksi saat gangguan muncul.
Studi tersebut menyebutkan bahwa syarat tersebut dapat dipenuhi apabila ada universal health coverage (UHC). UHC memastikan seluruh rakyat negara dapat menerima pelayanan kesehatan tanpa dibatasi oleh kendala finansial. Indonesia tengah berusaha mencapai ini dengan menyediakan BPJS Kesehatan.
Pada tahun 2017, BPJS Kesehatan sudah mencakup 70% dari populasi Indonesia (Agustina dkk., 2019). Selain itu, program pemerintah tersebut juga sudah berhasil meningkatkan akses keluarga berpendapatan rendah dan menengah ke pelayanan kesehatan.Â
Namun, masih ada beberapa tantangan yang perlu diselesaikan dalam penyediaan BPJS ini, di antaranya: keberlanjutan pembiayaan, self-enrolment rate yang rendah di kalangan pekerja informal dan masyarakat miskin, dan fasilitas serta tenaga kesehatan yang masih terlalu sedikit.
Diharapkan pemerintah maupun pihak swasta dapat menengok dan belajar dari ketiga ide yang berasal dari disiplin ekonomi kesehatan ini. Dengan begitu, pandemi mungkin dapat berakhir secara lebih cepat dan meninggalkan lebih sedikit kerusakan kepada kemanusiaan daripada jika mereka bersikap tidak mau tahu.
*) Ditulis oleh Rosalia Marcha Violeta | Ilmu Ekonomi 2018 | Kepala Divisi Kajian Kanopi FEB UI 2020
Referensi tanpa tautan