Mohon tunggu...
Kanis WK
Kanis WK Mohon Tunggu... -

Pelayan Umat di Mindiptana, dan guru keliling di Merauke.\r\nPeduli pada masalah sosial dan kesejahteraan orang kecil

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Inilah Kasus Kekerasan di Papua 5 Bulan terakhir

2 Juni 2014   19:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:48 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_309399" align="aligncenter" width="488" caption="ilustrasi: beritasingkat.com"][/caption]

Sepanjang tahun 2014, kekerasan di Papua belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Penembakan dan perang antar-suku masih terus mewarnai halaman berita di media massa dalam lima bulan terakhur ini. Bahkan sejak minggu pertama Januari, Papua sudah mulai berdarah. Berikut hasil catatan saya yang dirangkum dari berbagai berita media massa nasional maupun media lokal:

Tanggal 7 Januari 2014, seorang tukang ojek bernama Abdul Halil tewas tertembak di Kampung Wuyuneri, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Pelakunya adalah kelompok sipil bersenjata. Korban adalah suami dari seorang guru yang mengajar di SMU Wuyuneri, Distrik Mulia. Ia tewas dengan luka tembak di bagian kepala tembus mata kanan dan rusuk sebelah kanan.

Hari yang sama, pesawat terbang Susi Air yang mengangkut sembako dari Kabupaten Nabire ditembaki orang tak dikenal di atas Distrik Kurilik, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Lokasinya persis di lokasi terjadinya penyerangan terhadap pos polisi Kurilik beberapa waktu lalu. Beruntung, rentetan tembakan itu tidak mengenai bodi pesawat.

Pada 9 Januari 2014, terjadi baku tembak di Tanggul Timur, sekitar Mil 39 Kali Kopi, Mimika antara pasukan gabungan TNI-Polri dengan pasukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang biasa beroperasi di aeral Freeport, Kab. Mimika. Satu anggota OPM ditemukan tewas di tempat. Setelah dilakukan identifikasi, korban adalah Etinus Wantik, anggota TPN-PB Kodam III Nemangkawi yang bermarkas di Kali Kopi. Aparat keeamanan juga menyita senapan M-16 dengan 3 magasin.

Beberapa hari kemudian (14/1/2014) aparat keamanan kembali menemukan sesosok mayat di tepi Kali Uamiua atau Kali Kopi, Kampung Nayaro, Distrik Kuala Kencana, Mimika. Korban diketahui bernama Yulianus Kwalik yang diduga korban kontak tembak antara pasukan gabungan TNI-Polri dengan kelompok OPM pada 9 Januari lalu.

"Bisa saja, saat kontak tembak tersebut, ia terkena tembakan dan saat melarikan diri menyeberang kali lalu terseret arus," ungkap Pudjo Sulstio juru bicara Polda Papua.

Sabtu, 18 Januari 2014 Pos Kompas unit intel Kodim 1714/PJ Kota Lama Mulia, Kabupaten Puncak Jaya ditembak kelompok Sipil Bersenjata, mengakibatkan dua personil TNI terluka, atas nama Serda Laowe terkena tembakan tangan kiri dan Praka Adi terserempet amunisi di bahu.

Kamis 23 Januari 2014 Frans Piligame (31) warga Kampung Wonosari Jaya SP4 dilarikan ke RSUD setempat kerena mengalami luka tembak di tangan kanan. Pelaku penembakan diduga Kelompok Kriminal Bersenjata yang bermarkas di Kampung Kamoro Jaya, SP1 Timika.

Jumat, 24 Januari 2014 Tim gabungan Batalyon 751 Raider dan satgas bantuan yang sedang melakukan operasi keamanan berhasil menghadang kelompok kriminal bersenjata, yang melewati ketinggian Pintu Angin, Kamp Muara Kulirik, Puncak Jaya.Terjadi kontaktembak. 1 anggota TNI AD tewas tertembak yaitu Pratu Sugiarto dari Batalyon Infanteri 753.Namun tim gabungan juga berhasil menewaskan 1 anggota kelompok kriminal bersenjata itu, serta merebut 1 Pucuk senjata laras panjang milik kelompok bersenjata itu.

Sejak awal 29 Januari 2014 kelompok masyarakat dari Suku Moni, Mee, Amungme dengan Dani-Damal di Kabupaten Mimika terlibat perang antar-sukuyang dipicu masalah kepemilikan tanah. Hingga awal Mei 2014, tercatat setidaknya belasan orang tewas terkena panah dan senjata perang tradisional lainnya. 5 orang di antaranya tewas pada minggu terakhir April 2014. Sementara jumlah warga yang luku-luka sudah mencapai ratusan orang.

Penggerebekan markas latihan militer

Sabtu 1 Februari 2014, sekitar pukul 11.30 WIT, tim gabungan yang dipimpin Dandim 1709 Kepulauan Yapen Letkol Inf Dedi Iswanto dan Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Muhamad Anwar Narsim menggerebek tempat latihan militer kelompok kriminal bersenjata pimpinan Fernando Warobai di Kampung Sasawa, Distrik Yapen Barat.Terjadi kontak senjata menyebabkan 1 anggota Polres setempat bernamaAipda Robert, 1 anggota Kodim yaitu Praka Nurhasim, dan 1 masyarakat sipil (pengemudi) terluka. Ketiganya telah dirawat dan dalam kondisi baik. Sementara di pihak kelompok kriminal bersenjata, 1 orang  yaitu Yohosua Arampayai (38 th) tewas. Tim gabungan berhasil menangkap 10 orang yaitu Jimy Kapanai (27), Septianus Wonowai (21), Pianus Wonowai (19), Kornalius Wonowai (19), Agus Numberi (47), Rudi Bara Gkea (30), Salmon Yonatan (48), Obet Kayoui (25), Pinihas Neri (49), dan Yulius Kola (28).Selain menangkap 10 anggota kelompok radikal, mereka juga menyita 15 senjata api laras panjang dan 3 senpi laras pendek serta 2 bom ikan, 2 benderan bintang kejora, 10 butir munisi kaliber 5,56 mm, 2 butir munisi kaliber 7,62 mm, 2 butir munisi kaliber 9 mm, 2 pisau sangkur, 4 parang panjang, 1 busur panah, 20 anak panah, dan 1 tombak. Kesepuluh orang yang tertangkap itu sudah ditetapkan menjadi tersangka, dan sedang menjalani proses hukum.

Jumat 7 Februari 2014 sebuah rumah adat (honay) di Kampung Kurilik, Puncak Jaya yang didalamnya dihuni sedikitnya 50 orang, dibakar oleh kelompok kriminal bersenjata. Menurut jubir Polda Papua, pelaku pembakaran adalah kelompok Yambi, pimpinan berinisial LT.

"Kejadian itu bermula dari berbagai ancaman terhadap masyarakat Kurilik diduga oleh kelompok Yambi di pimpin oleh LT. Ancaman itu agar masyarakat mendukung kegiatannya (Kelompok Yambi). Mereka memeras masyarakat dan mengancam," kata Kombes Pol Sulistyo Pudjo

Masyarakat lalu melapor kepada Polres setempat yang kemudian mengirimkan tim Brimob dengan kekuatan 40 personil dipimpin langsung oleh Kapolres Puncak Jaya. Belum sampai di lokasi kejadian, tim gabungan keamanan itu pun ditembak kelompok bersenjata, tak jauh dari pos Kurilik. Aksi kontak tembakpun tak terhindarkan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Penyerangan di Pos Perbatasan RI-PNG

Tanggal 5 April 2014 kelompok OPM pimpinan Mathias Wenda melakukan penyerangan dan pembakaran di pos perbatasan RI-PNG di Skow, Wutung. Sejumlah fasilitas porak-poranda. Menara pengawasan dekat pos Brimob ditembaki menyebabkan kaca pecah dan tembok bolong diterjang peluru. Aksi itu dilakukan hanya beberapa jam sebelum Jokowi (Capres 2014-2019) tiba di Jayapura untuk berkampanye bagi PDIP.

[caption id="attachment_309401" align="aligncenter" width="547" caption="Perusakan Pos perbatasan oleh kelompok kriminal bersenjata (Foto: Papuapos.com)"]

1401685935320650834
1401685935320650834
[/caption]

Pada hari pencoblosan pemilu legislatif9 April 2014, di Puncak Senyum, Kab. Puncak Jayamenembak ke arah anggota TNI yang sedang berpatroli. Akibatnya, terjadi kontak senjata. Satu orang dari kelompok sipil bernama Wehanio Enumbi tewas di tempat setelah tertembus peluru di bagian bahu dan kepala. Pihak patroli TNI berhasil merampas satu pucuk senjata SS-1 V5 dan 17 butir amunisi. Menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo patroli gabungan yang dipimpin Kapt Inf Syachroni dihadang tembakan dari 10 orang dari kelompok kriminal bersenjata pimpinan Puron Wenda.

Aksi penyerangan terhadap pos perbatasan tersebut kembali dilakukan oleh kelompok yang sama pada dini hari 17 April 2014.

Sehari sebelumnya, 16 April 2014, sekitar pukul 13.00 WIT, Hery (20) pedagang Pasar Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, wilayah yang berbatasan langsung dengan PNG, terkena tembakan di lengan kirinya. Keesokan harinya, Hery meninggal dunia di rumah sakit.

Pada 17 April 2014, sekitar pukul 05.30 WIT terdapat beberapa orang Kelompok Kriminal Bersenjata yang melakukan penembakan ke arah pos keamanan di batas RI-PNG. Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulitsyo Pudjo, aksi itu dilakukan karena kelompok Mathias Wenda tidak senang menyaksikan upaya-upaya kemajuan kegiatan perekonomian masyarakat PNG dan Indonesia di pos lintas batas.

Pada 25 April 2014, sekitar jam 15.30 WIT Sertu Rahman Hakim tewas ditembak kelompok bersenjata di Mulia, Ibu Kota Kabupaten Puncak Jaya dan Serda Harahap mengalami luka tembak. Pelaku penembakan adalah kelompok sipil bersenjata yang melepaskan tembakan dariatas perbukitan di belakang pos di Gurage, Kabupaten Puncak Jaya.

Sabtu 26 April 2014, seorang anggota TNI AU dari Bataliyon Ko Sarotama 468 Paskhas Pratu Wardeni tewas ditembak seorang anggota Brimob, Briptu AS. Kejadian penembakan tersebut terjadi di pasar malam, tempat perjudian bola guling, Jalan Bosnik Raya Biak Numfor, Papua. Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi Sulistyo Pudjo, ke dua prajurit tersebut sempat terlibat duel sebelum akhirnya Briptu AS menyalakkan pistolnya

Selasa, 6 Mei 2014 pos Brimob di Dogiay diserang masyarakat setempat berjumlah sekitar 300 orang. Aksi itu dilakukan setelah Yusten Kegakoto (18) dan Jhon Anouw (20) yang tengah bersepeda motor tewas ditabrak truk yang dikemudi sopir berinisial L. Pengemudi truk itu lalu berlindung di Pos Brimob terdekat. Tak beberapa lama kemudian sekelompok masyarakat datang ke pos Brimob dan meminta agar L diserahkan. Massa yang membawa senjata tajam dan panah, menyerang pos Brimob. Meski sudah diimbau, massa tetap nekat dan malah beringas. Anggota Brimob melakukan tembakan peringatan. Lagi-lagi, massa tak mundur. Mereka malah malah menyerang dengan panah dan senjata tajam. Karena terancam, polisi menembak. Tiga orang terluka terkena tembakan.Ketiga korban adalag Anthon Edowai (32) terkena di paha, Yulius Anouw (27) kena di dada, dan Sepnat Auwe di bagian perut. Korban penembakan dievakuasi ke RSUD Nabire menggunakan pesawat karena di daerah itu belum ada rumah sakit.

Massa bubar. Saat pulang, mereka melampiaskan amarahnya dengan menganiaya seorang warga hingga tewas. Korban bernama Melky seorang tukang bangunan. Melki tewas dengan luka yang cukup parah di bagian kepala, leher dan di tusuk benda tajam di bagian perut.

Keesokan harinya, Kapolda Papua bersama Bupati Nabire mengunjungi para korban penembakan yang dirawat di RSUD Nabire. Kapolda berharap, warga tolong pahami langkah-langkah yang dilakukan polisi bukan untuk melindungi supaya bebas hukum, tetapi supaya tidak dihakimi massa. Menurut Kapolda, kalau polisi saat itu serahkan berarti itu melanggar HAM. “Penyerangan ke kantor polisi, otomatis, polisi bertahan dengan kemampuan semaksimal mungkin, mempertahankan kantor, mempertahankan diri, termasuk mempertahankan si tersangka. Bukan membela si tersangka, bukan tapi untuk proses hukum nantinya,” kata Kapolda.

Jaringan Penyelundup Senjata Api

Hari yang sama (6 Mei 2014) Polisi berhasil menangkap seorang pria berinital ‘YM’ di Pelabuhan Sorong. Dari tangannya disita satu pucuk senjata jenis AR 15, satu FN 46, satu revolver, dan tiga magasin serta 22 butir amunisi dan uang Rp80 juta.

“Ini akan dipasok ke kelompok kriminal di Pegunungan Papua,” kata juru bicara Polda Papua Kombes Pudjo Sulistyo. (viva.co.id, 19 Mei 2014).

Jumat (30/5/2014) seorang anggota Polres Lanny Jaya, Brigadir Dua Irfan tewas ditembak oleh sekelompok orang tak dikenal di Tiom, Kabupaten Lanny Jaya. Korban ditembak saat sedang dalam perjalanan Mapolres Tiom bersama rekannya, Brigadir Arnold Rony.Mereka ditembak oleh sekelompok orang tak dikenal. Bripda Irfan terkena tembakan di dada dan dibacok di bagian lengan, sementara rekannya Brigadir Arnold luka diserempet peluru. Bripda Irfan meninggal di tempat dan pistol revolver miliknya dibawa lari penyerang.

Penerapan Pasal Terorisme

Dalam beberapa kasus kekerasan yang diuraikan di atas, tampak bahwa kelompok sipil bersenjata masih menjadi aktor utama pelaku kekerasan. Tujuannya masih sama, yakni mau menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kelompok mereka masih eksis walaupun patut diakui bahwa jumlah mereka tergolong kecil.

Di sisi lain, penanganan oleh aparat keamanan baik TNI maupun Polri tetap berpegang pada aspek-aspek profesionalitas. Tim gabungan TNI dan Polri yang melakukan patroli dan penggerebekan di markas kelompok sipil bersenjata bertujuan untuk melindungi dan memberikan rasa aman kepada warga dari gangguan bahkan aksi teror yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata tersebut. Selanjutnya Polri menindaklanjutinya dengan proses hukum (penegakan hukum) dan jika perlu dapat menerapkan pasal teror bagi para pelaku tindak kriminal yang tertangkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun