Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Akankah Santun Hilang dari Budaya Kita?

2 Mei 2020   21:25 Diperbarui: 2 Mei 2020   21:39 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sampai lupa kalau hari ini Hari Pendidikan Nasional. Saya baru itu ketika membaca artikel Mas Susy Heryawan yang berjudul "Pendidikan Yang Memerdekakan, Belajar dari Rektor dan Ibu Miskin Soal Sembako". Saya menuliskan komentar yang cukup panjang pada artikel itu. Mungkin gara-gara Mas Susy ngasih judul yang panjang hahaha ....

Sebenarnya saya mau nulis lebih panjang lagi di komentar itu, tapi "sungkan", opa Tjip aja komentarnya pendek kok. Jadi tulisan ini anggap saja sambungan dari komentar itu. Itulah uniknya laki-laki bernama Susy Haryawan iini selalu bikin orang gregetan dan pengen kembali. Jangan-jangan ada "penglaris"nya seperti judul artikel sahabat Syarifah Lestari (Misteri Penglaris Siomay) Maaf, maaf, maaf, Mas Susy, guyon

Dalam artikel saya sebelum ini yang berjudul "Saya Pernah Jadi Buruh dan Sekarangpun Tetap Buruh", saya sempat ceritakan kisah "batal tayang" yang kemudian draftnya saya hapus, inti dari draft artikel tersebut ternyata menjadi bagian dari tulisan Mas Susi Haryawan. Lega rasanya, serasa ada yang mewakili menyampaikan aspirasi.

Tulisan ini ingin mengungkapkan beberapa catatan saya tentang pendidikan nasional.

Tentang kesejahteraan Guru

Bagi saya isue kesejahteraan guru merupakan isue yang tidak terlalu urgen lagi untuk dibahas. Guru, dan ASN, sekarang ini sudah menjadi kelompok sosial dengan tingkat kesejahteraan yang relatif baik. Mereka memiliki jaminan kesehatan dan jaminan hari tua yang bagus. Dari sisi pendapatan, mereka umumnya mampu menyisihkan sebagian pendapatannya untuk tabungan bahkan investasi. 


Kalaupun ada yang perlu mendapat perhatian serius adalah terkait dengan nasib guru honorer dan guru sukarelawan. Isue inipun sejatinya bukan persoalan pelik, sekiranya ada "political will" yang kuat dari pemerintah dan DPRD di pusat dan daerah, untuk mengalokasikan anggaran yang memadai. Dari sisi pendanaan, kita sangat mampu untuk melakukannya. 

Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Model Pembelajaran. 

Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, dalam implementasinya cenderung lebih menekankan kepada aspek administrasi pengajaran. 

Guru dituntut mampu membuat perencanaan model pembelajaran yang akan diimplementasikan dalam jam pelajarannya. Tentu saja ini hal yang baik, tetapi yang terjadi kemudian guru lebih banyak disibukan dengan perencanaan pengajaran itu. Sesuatu yang sebetulnya bisa dilakukan oleh suatu satuan kerja kemendikbud atau dinas pendidikan di daerah. 

Konsekuensinya, indikator keberhasilan kegiatan belajar mengajar lebih terlihat sebagai pencapaian kinerja formal guru dalam melaksanakan rencana pengajarannya, bukan pencapaian kinerja murid dalam menerima dan menangkap pesan-pesan yang terkandung dalam rencana pengajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun