Mohon tunggu...
Kang Suhandi
Kang Suhandi Mohon Tunggu... Guru - Tinggal di Bogor

Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru, Lebih dari Profesional

13 November 2020   21:55 Diperbarui: 13 November 2020   22:02 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat penyesuaian aktivitas dan pelaksanaan tugas-tugas pengajaran yang dilakukan guru, yang menilai bahwa guru saat ini tidak hanya memiliki profesionalitas dala bekerja, akan tetapi harus lebih dari itu. Lebih dari profesionalitas yang saya maksud adalah harus memiliki jiwa "melayani".

Ya, melayani. jiwa guru harus melayani peserta didiknya untuk belajar, yang kadang tidak dibatasi ruang dan waktu. apalagi dalam kondisi kita saat ini, belajar selama pandemi covid-19 dengan model 'belajar dari rumah' (BDR), guru dituntut mau dan mampu melayani peserta didiknya, yang sering kali memeriksa, menyimak, mendengarkan siswa belajar di luar jam kerjanya.

Kondisi ini saya dapati langsung, karena saya memiliki istri yang juga seorang guru SD yang sehari-hari disibukkan mengajar peserta didik di kelasnya, mengajar anak-anaknya sendiri (yang juga sedang BDR), dan itu ternyata dilakukan tidak hanya di jam kerja. Secara kebetulan, jam kerja sampai pukul 14.00, selepas itu masih harus melayani peserta didik sampai sore hari, menjelang maghrib, bahkan adakalanya malam hari masih harus videocall dengan siswa dan orangtua yang mengalami kendala di siang hari.

Saya, sebagai sesama pendidik dan juga anak dan suami di rumah hanya bisa menyadari dan menguatkan. ya, demikianlah guru-guru kita saat ini, yang saya yakin terjadi pula di banyak guru-guru Indonesia. Bisia jadi, kondisi ini tidak dipahami utuh oleh sebagian orangtua siswa atau pemerintah sebagai pengambil kebijakan.

Terhadap kondisi kita saat ini, saya hanya ingin menyampaikan beberpaa hal : Pertama, apresiasi kepada para guru Indonesia yang mampu bertahan dan tetap melayani peserta didik, walaupun keluhan dan tak jarang kritikan diberikan kepada mereka dari oang-orang yang tidak memahami kondisi sebenarnya. tetaplah bersabar, dan teruslah belajar karena apa yang anda lakukan sebagai guru saat ini, sungguh memberikan efek pembelajaran jangka panjang.

Kedua, peran pendidikan di rumah sangatlah terasa saat ini. Sesungguhnya banyak orangtua terlihat tidak siap menjadi 'pendidik' bagi anak-anaknya, sehingga sekolah menjadi tumpuan utama pendidikan kita. Orangtua terninabobokan dengan layanan pendidikan sekolah, sehingga banyak yang lupa dengan peran pendidikan dari orang tua. Saya tidak mencari kambing hitam, kondisi ini pun dirasakan oleh kami juga sebagai guru, ternyata ada juga guru yang hebat mendidik di sekolah, tapi tertatih-tatih mendidik anaknya di rumah.

Ketiga, kondisi sebagaimana nomor dua saya sampaikan maka pentingnya menjaga harmonisasi sinergi pendidikan ini antara sekolah dan rumah. Jangan sampai sekolah berfungsi sebagai pabrik, dan tidak ada peran yang proporsional. Guru tidak diposisikan sebagai karyawan, dan orangtua bukan sekedar memilik modal/saham. Sinergi ini harus dibangun dengan melakukan komunikasi dan saling menghargai.

Keempat, semua harus terus menguatkan daya tahan di mana kondisi pandemi covid-19 ini harus menjadikan 'pembelajar'. Anak harus belajar, guru harus belajar, orang tua harus belajar, dan pemerintah harus belajar. Sehingga, terdapat banyak nilai dan hikmah yang dapat kita ambil dari peristwa bawah covid-19 ini. Semoga Allah, Tuha Yang maha Kuasa melindungi kita semuanya, amiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun