Mohon tunggu...
teteh ...
teteh ... Mohon Tunggu... sekretaris dogen ring Chatay Pasific....

yeeee...Taen juara iii lomba makan kerupuk ring sekolah, Taen man penghargaan ring magic chess go go dadi "community star"......taen juara harapan lomba baca puisi SMK ring Bali. Taen dadi juara iii lomba lari 100 meter Porseni ring Jatim...

Selanjutnya

Tutup

Diary

Koneksi internet...

25 September 2025   07:50 Diperbarui: 25 September 2025   07:50 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chess Go go/dokpri 

Di Land of Dawn, hari itu bukan tentang pertarungan heroik atau perebutan Lord, melainkan tentang satu hal yang jauh lebih mengerikan: koneksi internet yang tidak stabil. Di antara pepohonan kuno, Granger terlihat mondar-mandir dengan wajah tegang, bukan karena musuh datang, melainkan karena layar ponselnya terus menunjukkan ikon 'reconnecting'.
"Sumpah, aku lebih mending ketemu Fanny pakai 'unlimited energy' daripada begini!" gerutunya sambil mengayunkan gitar bass-nya dengan frustrasi. Suara "ping" yang rendah membuat Alucard di sebelahnya menoleh. Alucard, yang biasanya gagah, kini hanya bisa terdiam mematung. Matanya menatap kosong ke arah minion yang berjalan melewatinya.
"Lagi-lagi lag," bisik Miya dengan suara pasrah. Dia mencoba melepaskan panahnya, tapi panah itu hanya bergerak secepat siput yang sedang berpuasa. "Ini lebih menyakitkan daripada kena stun Tigreal."
Tigreal sendiri, yang berada di dekatnya, hanya bisa menghela napas. Dia sudah siap dengan perisai besarnya untuk mengeluarkan ultimate, tapi yang terjadi adalah dia hanya berputar-putar di tempat, seperti gasing yang kehabisan tenaga. Dari kejauhan, Franco mencoba menariknya dengan Iron Hook, namun kait itu tidak pernah sampai, melainkan melayang di udara, membuat kesan seolah-olah Franco sedang memancing hantu.
Di balik semak-semak, Gusion mencoba mengeluarkan combo mematikannya. Dia melempar belati-belatinya, tapi yang terjadi adalah belati-belati itu jatuh ke tanah dengan suara "pluk" yang aneh. Granger tertawa kecil melihatnya. "Itu bukan combo Gusion, itu Gusion lagi main petak umpet sama belatinya!"
Tak jauh dari situ, Eudora mencoba mengeluarkan skill petir, namun yang keluar hanya percikan kecil seperti korek api yang basah. "Rasanya aku lebih baik jadi Rafaela, bisa nyembuhin diri sendiri dari rasa malu ini," ujarnya sambil menunduk.
Dan di tengah semua kekacauan ini, Balmond, sang hero yang selalu bersemangat, muncul dengan senyum lebar. "Kalian kenapa?" tanyanya sambil memutar kapaknya dengan lancar. "Kalian harusnya bersyukur, ini kesempatan emas!"
Granger menatapnya dengan heran. "Kesempatan apa, Balmond? Kita bahkan tidak bisa jalan lurus!"
"Tentu saja!" seru Balmond. "Ini kesempatan untuk 'push' tanpa ada musuh yang menghadang! Mereka semua juga 'lag'!"
Semua hero terdiam. Mereka melihat ke arah minion yang berjalan ke arah turret lawan. Memang, tidak ada hero musuh yang muncul. Granger, dengan semangat baru, mencoba berlari. Tapi dia hanya bisa bergerak dua langkah, lalu berhenti. Layar ponselnya kembali menunjukkan 'reconnecting'. Dia terdiam, lalu berteriak.
"Tentu saja... mereka 'lag'... jadi... kita juga 'lag'!" gumamnya putus asa.
Akhirnya, semua hero yang ada di sana hanya bisa duduk melingkar, pasrah dengan nasib mereka. Granger mulai memainkan melodi sedih dengan gitar bass-nya yang tak bisa menembak, Alucard duduk di bawah pohon sambil mencoba membalikkan pedangnya, dan Gusion hanya bisa menatap kosong belatinya yang tergeletak di rumput.
"Jadi, apa kita sudah ranked hari ini?" tanya Balmond dengan polos.
Semua hero menatapnya, lalu serempak menghela napas panjang. Tidak, mereka tidak ranked. Mereka hanya terjebak dalam lingkaran setan yang paling menakutkan: The Legend of Reconnecting.

2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun