Mohon tunggu...
teteh_chatay_pasific
teteh_chatay_pasific Mohon Tunggu... kerja di Chatay Pasific aja...

------

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kura-kura yeeeee...

13 September 2025   10:05 Diperbarui: 13 September 2025   10:05 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangau dan Kura-kura
Di sebuah kolam yang airnya mulai surut, hiduplah seekor bangau bernama Paruh dan seekor kura-kura bernama Tempur. Paruh sangat sombong dan selalu membanggakan sayapnya yang bisa membawanya terbang tinggi, melihat dunia dari atas. Sementara itu, Tempur adalah kura-kura yang tenang dan bijaksana, ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan merenung dan berjalan perlahan di dasar kolam.
Suatu hari, kekeringan melanda. Kolam mereka mulai mengering dan ikan-ikan pun mati. Paruh yang panik, terbang ke sana kemari mencari solusi.
"Aku akan mencari tempat lain!" seru Paruh pada Tempur. "Aku bisa terbang jauh, jadi aku pasti selamat. Tapi bagaimana denganmu, kura-kura bodoh? Kau hanya bisa merayap lambat. Kau akan mati di sini."
Tempur mendengarkan dengan sabar. "Tempat lain itu jauh, Paruh. Dan kau tidak bisa membawa semua orang."
"Aku tidak peduli dengan yang lain," jawab Paruh dengan angkuh. "Aku hanya peduli dengan diriku sendiri."
Paruh pun terbang. Ia melihat banyak kolam kering dan sungai yang dangkal. Ia akhirnya menemukan sebuah danau yang besar dan penuh air. Ia merasa senang, tetapi ia juga merasa kesepian. Ia tidak menemukan satu pun teman-temannya. Ia tidak melihat ikan atau katak, apalagi kura-kura.
Ia memutuskan untuk kembali. Ia terbang kembali ke kolamnya yang hampir kering. Ia melihat Tempur sedang menolong beberapa ikan kecil yang tersisa. Tempur memindahkan ikan-ikan itu ke sebuah lubang yang masih berisi air di bawah batu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Paruh.
"Aku membantu mereka," jawab Tempur. "Meskipun kolam ini kering, masih ada sedikit air di sini. Aku akan membantu mereka bertahan hidup sampai hujan kembali datang."
"Kau tahu, aku menemukan danau yang besar," kata Paruh. "Penuh air. Tapi... tidak ada teman."
Tempur tersenyum. "Kau benar-benar cepat, Paruh. Tapi kau lupa satu hal. Rumah bukan hanya tentang air, tapi juga tentang teman. Kau memiliki kecepatan, tapi aku memiliki kesabaran."
Paruh terdiam. Ia menyadari, bahwa meskipun ia bisa pergi ke mana saja, ia tidak bisa meninggalkan rumah dan teman-temannya. Ia memiliki kelebihan, tetapi ia hanya menggunakannya untuk dirinya sendiri.
Ketika akhirnya hujan turun dan kolam kembali terisi, Paruh tidak lagi sombong. Ia belajar bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang seberapa jauh kita bisa pergi, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa membantu orang-orang di sekitar kita. Ia pun menjadi teman yang baik bagi Tempur, dan mereka hidup bahagia di kolam yang sama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun