ABDF - Jiwa nasionalis tertanam pada siapa saja termasuk anak motor. Seperti halnya Bro Abeng dan Bro Rachmat yang melakukan touring bertemakan sejarah dan nilai kebangsaan. Perjalanannya pun bukan untuk seremonial 17 Agustusan, karena jiwa itu tidak ditentukan oleh peringatan.Â
Perjalanan touring dua pria paruh baya ini bertajuk Nusantara Motoriders Exploride to Heroes Day TMP Seroja, Dili digelar pada 12 - 27 September 2025. Jadi saat artikel ini terbit Bro Abeng dan Bro Rachmat masih dalam perjalanan.Â
Kita pasti bertanya-tanya, kenapa dua brother ini harus jauh menempuh ribuan kilometer hanya untuk berziarah dan mengaktualisasikan jiwa nasionalismenya.Â
Bro Abeng menjelaskan alasan mereka touring ke Indonesia timur dan TMP Seroja adalah agar mendapatkan makna yang lebih tinggi. Mengenang jasa para pahlawan dan mensyukuri kemerdekaan pada masa sekarang adalah kunci ia selalu optimis selama perjalanan.
"Kami pilih touring ke TMP Seroja untuk mendapatkan makna yang lebih dan tujuan yang lebih tinggi dari sekedar riding biasa. Tidak ada yang khusus juga kenapa TMP Seroja menjadi destinasi kecuali riding sekaligus untuk mengingat sejarah dan mengenang kepahlawanan para Pahlawan Seroja." ungkap Abeng.
Start dari Kota Bogor dan mengakhiri perjalanan di Pulau Jawa di Kota Surabaya. Kemudiam menyebrang untuk sampai ke Labuhan Bajo, Waingapu, Pulau Sumba, Kota Kupang, PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Motamasin - PLBN Motamain - Democratic of Timor Leste (DRTL), dan Dili.
Dili bukanlah kota terakhir member Nusantara MC ini riding. Karena dari Dili mereka akan melakukan perjalanan kembali ke Kota Bogor. Â Setidaknya mereka yang menggunakan motor adventure Royal Enfield Himalayan ini dapat menempuh jarak perjalanan sebanyak 6000-an kilometer.
Tanggal 21 September 2025 disambut oleh perwakilan KBRI yang diwakili oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Republik Indonesia Dili, Prof. DR. Tasrifin Tahara, M.Si.
Kemudian pada 22 September 2025 ziarah TMP Seroja digelar dan ditemani Prof. Tasrifin. Dari sini juga rombongan berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke TMP Seroja di Baucau. Kegiatan penutup ziarah sendiri berlangsung di TMP Seroja, Atambua sebelum kembali menuju Kota Bogor.Â
Di TMP Seroja terdapat sekitar 600 makam pahlawan integrasi yang gugur dalam konflik bersenjata Timor Leste periode 1975-1999.Â
Persiapan dan Kisah dalam Perjalanan
Dalam perjalanan touring tidak ada ketetapan baku model sepeda motor apa yang harus digunakan. Normatifnya adalah selama itu membuat nyaman, aman, dan tidak merepotkan maka "gas" terus.
Bro Abeng dan Bro Rahmat sendiri percaya diri menggunakan Royal Enfield Himalayan 411. Motor dengan cc cukup besar ini mereka nilai reliable dan perawatannya relatif mudah.
Untuk meminimalisir permasalahan pada motor selama touring mereka bawa persiapan suku cadang. Adapun untuk perbekalan untuk diri mereka pun tidak lupa seperti mempersiapkan pakaian dry-fit, safety gear, sandal jepit, kotak P3K beserta isinya, dan tablet untuk hiburan.
Selama perjalanan sendiri, agar konsentrasi tetap terjaga pola berkendara diatur. Kapan harus tetap ngegas dan kapan istirahat. Untuk stop istirahat sendiri pada rentang waktu setelah 2 atau 3 jam perjalanan.
Selain untuk terus mengenang dan menghargai sejarah. Bro Abeng menyampaikan miliki pengalaman yang "dapat dikatakan" paling berkesan.Â
"Di antara pengalaman yang paling menyentuh hati adalah kesempatan bercengkrama secara langsung dengan saudara sebangsa di pelosok ujung timur Indonesia. Mereka sangat ramah menerima kunjungan dari orang luar seperti kami. Meski terkesan sajiannya sederhana, namun itu sungguh menyentuh hati." tutup Bro Abeng.
Hal lain yang mungkin tidak akan dilupakan oleh rombongan adalah kehangatan sambutan dari Prof. Tasrifin dan staf KBRI Dili bidang Poleksosbud, Samuel Hopsan.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI