Mohon tunggu...
Imam Maliki
Imam Maliki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia yang ingin berbuat lebih, melebihi rasa malas

Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertanian Organik Menguntungkan, Kenapa Kurang Diminati?

17 Mei 2018   08:57 Diperbarui: 17 Mei 2018   09:30 3540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://fauzi-ghazali.blogspot.co.id

PERTANIAN ORGANIK MENGUNTUNGKAN, KENAPA KURANG DIMINATI?

Pembaca ada yang pernah berwisata ke Sumber Air Panas Cangar, Kota Batu? Atau pagi-pagi ada yang pernah jalan-jalan di pematang sawah di daerah Pujon, Kabupaten Malang? Melewati tengah hamparan tanaman kentang, tomat, gubis. Pernahkah?

Indah sekali bukan?

Tapi di antara indahnya kehijauan tanaman itu, tercium sangat tajam bau pestisida. Jangankan berjalan melewati pematang sawah, di atas kendaraan saja bau itu sangat menyengat. Penyemprotan pestisida itu selain menyebabkan polusi udara juga menyebabkan polusi pada tanah dan meninggalkan residu kimia berbahaya di tanaman.

Penggunaan pestisida besar-besaran hampir di seluruh lahan subur di indonesia banyak di pengaruhi gerakan Revolusi Hijau yang ada di Negara berkembang di Asia juga di Indonesia  tahun 1950 sampai 1980. 

Di Indonesia gerakan ini dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan masyarakat) dengan program yang di sebut Panca Usaha Tani. Panca usaha tani meliputi: pengolahan tanah yang baik, pemilihan bibit unggul, pemupukan yang tepat, pengendalian hama penyakit dan pengairan yang baik.

Gerakan Bimas memang telah mengantarkan Indonesia menjadi Negara swasembada beras pada 1984 sampai 1989. Setelah itu justru Indonesia harus impor besar-besaran dari Negara lain. Di tambah lagi dengan mindset petani yang menjadi tergantung pada obat-obatan pertanian, meskipun seringkali pupuk dan obat pertanian mahal dan langka.

Pada 1976 Lady Eve Balfour membawa hasil penelitian yang menyatakan ada hubungan antara kesehatan manusia dan produksi pangan. Pangan yang di kelola secara anorganik jika di konsumsi manusia secara terus menerus akan mengakibatkan penurunan kesehatan. Setelah publikasi penelitian Balfour konsumen mulai peduli untuk mengkonsumsi makanan bebas pestisida.

Kelebihan pertanian organik, pertama, harga jual lebih tinggi. Harga jual pertanian organic lebih tinggi daripada pertanian anorganik. Saat ini harga beras anorganik Rp. 10.000 hingga Rp. 12.000 per kg.  Bandingkan dengan harga beras merah organik Rp. 24.000 hingga Rp. 30.000 per kg. 

Kedua, menghasilkan makanan sehat. Pertanian organik bebas dari residu kimia yang terpapar pada tanaman. Seringkali sayur pertanian organik lebih jelek tampilannya dengan banyak lubang gigitan serangga, tapi itu sebenarnya lebih bagus daripada sayuran yang utuh, serangga pun tidak menyukainya.

Ketiga, Biaya operasional lebih rendah. Biaya pertanian lebih rendah daripada pertanian anorganik. Pertanian organik semua tanaman sisa dari panen akan di kembalikan ke tanah dengan di buat kompos. Pertanian organik juga memanfaatkan kotoran hewan untuk menambah nutrisi tanah.

Keempat, lingkungan menjadi sehat. Dengan pertanian organik keseimbangan ekosistem terjaga. Sistem  pertanian organic mensyaratkan organisme pengganggu tanaman selagi masih di bawah ambang batas ekonomi tidak perlu di basmi. 

Karena organisme yang ada akan memberi keseimbangan pada organisme yang lain. Jika organisme di basmi dengan pestisida anorganik secara sporadis, semua organisme baik yang menguntungkan maupun merugikan ikut juga mati, ini mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan.

Kelima, memperbaiki dan menjaga pH tanah, mengurangi limbah pertanian, kualitas air aman di konsumsi, meningkatkan populasi mikroorganisme tanah, meminimalisir mikroorganisme pengganggu tanah.

Prinsip dasar pertanian organik menurut IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement) adalah sebagai berikut :

Prinsip Kesehatan, prinsip pertanian organik harus melestarikan dan menyehatkan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai kesatuan yang harmoni. Prinsip Ekologi yaitu Pertanian organik harus di dasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan.

Prinsip Keadilan, Prinsip ini harus menjamin pertanian organik akan membawa keadilan bagi petani, pekerja, penyalur, pedagang dan konsumen.

Prinsip Perlindungan. Sistem pertanian organik harus didasarkan pada tanggungnjawab untuk melindungi kesehatan konsumen.

Kendala Pertanian Organik

Pertanian organik di samping banyak kelebihan, tapi juga menyimpan banyak kekurangan. Pertama, Persepsi dari masyarakat pupuk organik hanya sebagai pupuk pendamping pupuk kimia.  Karena adanya target produksi  yang tinggi. 

Petani di Indonesia seringkali tidak mau berspekulasi untuk beralih ke pertanian organik, mereka beranggapan bertani anorganik sudah menguntungkan. Memang untuk beralih menjadi petani organik tidak mudah. Lahan pertanian akan mengalami masa kritis, minimal 3 kali panen. Pada masa kritis ini panen hasil pertanian bisa turun sampai 50% daripada panen sebelumnya.

Sumber: deposit photo
Sumber: deposit photo
Kedua, Pengendalian hayati Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara hayati di anggap mahal. Pengendalian OPT dalam pertanian organik di lakukan dengan cara: mekanik, musuh alami dan penggunanaan bioinsektisida. Cara tersebut di samping mahal, juga memerlukan waktu yang lama di banding dengan cara pertanian anorganik.

Ketiga, Lingkungan areal pertanian organik tidak terisolasi. Penanaman tanaman organik pada lahan yang tidak terisolasi dengan lahan anorganik akan menjadi sasaran inang hama penyakit. Oleh karena itu harus ada kebersamaan untuk menuju pertanian organik.

Keempat, Hasil produksi lebih sedikit. Hasil pertanian organik masih di bawah hasil pertanian anorganik. Secara kuantitas seringkali terlihat lebih sedikit, tapi jika di konversikan dengan nominal sebenarnya lebih menguntungkan pertanian organik.

Kelima, Penyampaian informasi masih terbatas. Informasi tentang pertanian organik saat ini tidak segencar era tahun 2000an. Karena pertanian organik banyak kendala di lapangan. 

Belum lagi pemahaman masyarakat yang sangat minim dan tidak ada penyuluhan yang intensif dari dinas pertanian. Karakteristik petani di Indonesia condong meniru cara bertani yang lebih menguntungkan dan mudah aplikasi. Jika pengaplikasian sulit dan keuntungan tidak berbeda secara signifikan, sulit petani beralih ke pertanian organik.

Akhirnya, bergantung pada diri kita masing-masing jika ingin hidup lebih sehat harus beralih mengkonsumsi makanan organik. Jika permintaan masyarakat meningkat, petani juga antusias menanam tanaman organik.

wassalam

                       

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun