Mohon tunggu...
Badruz Zaman
Badruz Zaman Mohon Tunggu... Human Resources - Penghobi olah huruf A s.d. Z

Pengharap Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nyalon Kades "Nol Rupiah" Tanpa Wuwuran

6 Oktober 2021   05:25 Diperbarui: 6 Oktober 2021   05:32 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terpilih sebagai Kepala Desa Sadangkulon kecamatan Sadang pada 25 Juni 2019, rumahnya dibongkar warga untuk diperbaiki karena rumah sudah tua dan rapuh. Yang unik, Suratmin awalnya tidak tahu menahu rumahnya akan direhab. Mengaku tidak mengetahui material bahan bangunan dari mana asal susulnya, ternyata dari warga semua. 

Suratmin berterima kasih kepada warga waktu itu, ungkapnya. Suratmin berharap kepedulian dan kekompakan masyarakat desa Sadangkulon agar dilestarikan, tidak hanya kepedulian dan ketentraman bersama namun bentuk kemandirian desa, bebernya.

Desa Sadangkulon merupakan desa basis pegunungan. Kebumen bagian tengah utara, berbatasan dengan kabupaten banjarnegara. Daerah perbatasan dua kabupaten. Disana juga banyak kelompok budaya seperti kudalumping. Di akhir tahun 2019, Bawaslu pernah mengadakan sosialisasi pengawasan partisipatif bersama kelompok seni kudalumping. 

Tidak hanya mengundang para pedagang dadakan, namun kegiatan waktu itu dihadiri ratusan warga desa mengikuti sosialisasi Bawaslu dan pertunjukan seni kudalumping asli Sadangkulon.

Daerah perbatasan dan medan yang cukup terjal, dimungkinkan atau diduga minim sosialisasi dan konsolidasi demokrasi dari partai politik dan penyelenggara Pemilu. Kegiatan lebih banyak berpusat di perkotaan. 

Namun demikian, Sadangkulon memiliki khas dan karakter sendiri dalam hajat demokrasinya ditingkat desa. Sebagai contoh dalam pemilihan kepala desa tanpa ada wuwuran uang. Malah calon kepala desa Suratmin dibantu warga desa untuk uberampe selama pencalonan kepala desa.

Bawaslu berharap, kekompakan warga desa sadangkulon dalam menolak politik uang menjadi mentalitas dan kesadaran yang tinggi serta konsisten tidak hanya kontek pemilihan kepala desa, namun untuk Pemilu dan Pilkada yang ada. Pemilihan Kepala Desa, warga malah berkorban dengan urunan atau gotong royong material. Ini unik dan langka. 

Jika gotong royong dalam arti  hajat rehab dan pembangunan rumah warga mungkin itu sudah menjadi budaya. Namun dalam kontek pemilihan kepala desa ini menjadi terkait dengan kesadaran warga dalam memilih kepala desa yang tanpa dipengaruhi oleh iming-iming wuwuran. 

Kepedulian warga dalam pemilihan menjadi modal utama dalam membangun desa secara periodik dan jangka panjang. Membangun demokrasi dari desa. Gambaran yang faktual untuk desa Sadangkulon. 

(Badruzzaman, tinggal di Kebumen Jateng)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun