Mohon tunggu...
Nur Azis
Nur Azis Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sepanjang waktu

Bercerita dalam ruang imajinasi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Tak Lagi Untukmu

22 Desember 2018   13:48 Diperbarui: 22 Desember 2018   14:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh : Nur Azis

Lelaki tua itu terus berjalan menyusuri jalan setapak yang masih berbatu. Langkahnya masih kuat, meski beberapa kali dia harus terhenti, untuk sekedar mengatur nafasnya. Rambutnya sudah memutih, agak panjang hingga menutupi telinganya. Jaket tebal berwarna hitam, agak lusuh, membungkus tubuhnya yang kurus.

Tepat di depan sebuah rumah tua. Yang terbuat dari kayu tak berwarna. Halamannya luas, hijau, rerumputan tumbuh subur di atasnya. Ada beberapa ayam kampung yang sedang mencari apa saja di halaman itu. Lelaki tua itu, menghentikan langkahnya. Dia menatap rumah itu, seakan membawa ingatannya pada sesuatu.

Ada dua anak kecil yang sedang berlari-larian. Mereka seperti kakak beradik. Yang kecil terus mengejar yang besar. Sambil berteriak, "Kembalikan mainanku." Sementara yang besar terus berlari, dengan memegangi mainan mobil-mobilan. Hampir saja, mereka menabrak si lelaki tua itu.

Namun tak lama, yang besar tadi, waktu berlari kakinya tersandung batu. Jatuh, dan mainan mobil-mobilannya terlepas. Dengan cepat, si kecil bergegas mengambil mainan itu dan lari entah ke mana.

Lelaki tua itu mendekati anak yang besar tadi, sambil membantunya untuk berdiri. Diusap-usap kakinya, tidak berdarah, hanya lecet di bagian lututnya.

"Sudah, tidak apa-apa, Cuma lecet sedikit saja kok Nak." Kata Lelaki tua, sambil menyeka air mata anak itu.

Anak itu masih merintih, menahan sakit di lututnya.

"Rumahmu di mana?" tanya lelaki tua.

Anak itu, menunjuk ke arah rumah tua. Bangunan dari kayu tak berwarna, yang sedari tadi terus di pandangi oleh lelaki tua itu.

"Itu rumahmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun