Mohon tunggu...
M. Hafizhuddin
M. Hafizhuddin Mohon Tunggu... Aktor - Kang Apis

Anggota Komunitas Tidur Berdiri di KRL

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Liga 1 Lanjut Digelar Tanpa Penonton, Normal bagi Sepak Bola Kita

13 Juli 2020   08:30 Diperbarui: 7 November 2020   13:03 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga Persipura Jayapura vs Persib Bandung pada putaran kedua musim lalu digelar di Stadion Delta Sidoarjo tanpa dihadiri penonton (23/09/2019). (Sumber foto: liga-indonesia.id)

PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 memastikan bahwa kompetisi akan digelar kembali mulai 1 Oktober 2020. Hal tersebut tertuang dalam surat bernomor 244/LIB-COR/VII/2020 yang disusun setelah koordinasi lanjutan dengan PSSI, Kamis (09/07).

Ini merupakan respons atas Surat Keputusan PSSI akhir Juni lalu. Ada beberapa pertimbangan yang memang mengharuskan PSSI mengambil langkah tersebut, salah satunya soal kerugian ekonomi akibat kompetisi terhenti.

Bagi penggemar sepak bola lokal, ini menjadi kabar baik. Awalnya kita harap-harap cemas akan kelanjutan Liga 1, mengingat kasus positif Covid-19 di Indonesia terus naik dari hari ke hari. Di saat negara lain sudah me-restart liganya, kita belum.

Dengan keluarnya keputusan tersebut, sekiranya gairah yang tengah redup perlahan bisa dibangkitkan lagi. Namun pastinya ada hal-hal yang harus disesuaikan dan masih ada kemungkinan lainnya, mengikuti perkembangan kondisi pandemi.

Sedikit flashback, Liga 1 musim 2020 sudah bergulir selama 3 pekan sebelum akhirnya ditangguhkan. Persib Bandung memimpin klasemen sementara dengan 9 poin, satu-satunya tim yang menyapu bersih 3 laga dengan kemenangan.

Nah, jika pada kompetisi lain ada aturan-aturan khusus, bagaimana dengan Liga 1?

Digelar Tanpa Penonton dan Dipusatkan di Pulau Jawa
Dalam suratnya, PT LIB mengeluarkan 7 keputusan terkait kompetisi musim ini. Salah satu poinnya jelas familiar buat kita. Ya, seluruh pertandingan nanti digelar tanpa penonton.

Di liga-liga top Eropa seperti Inggris, Italia, atau Spanyol, poin ini mungkin dianggap new normal. Agak janggal melihat laga-laga seru dengan tribun yang kosong. Namun situasi tersebut jelas bukan hal baru di Tanah Air.

Persib Bandung pernah merasakan separuh laga kandangnya harus digelar tanpa penonton, tepatnya di musim 2018. Saat itu Persib bahkan harus terusir dari Bandung akibat sanksi yang didapat seusai kejadian tewasnya 1 suporter di pertandingan versus Persija, 23 September 2018.

Musim lalu hal ini juga dialami oleh Persipura Jayapura yang terpaksa pindah kandang ke Sidoarjo karena Stadion Mandala di Jayapura harus direnovasi untuk persiapan PON 2020. Juga kebetulan saat itu situasi di Papua sedang memanas sehingga cukup riskan menggelar laga.

Entah mengapa di Sidoarjo kala itu, pihak kepolisian tidak mengizinkan laga melawan Persela Lamongan dan Persib Bandung dihadiri penonton. Padahal dalam sejarahnya tidak ada bentrokan antarsuporter.

Terakhir, pada perhelatan Piala Gubernur Jatim 2020 kemarin di mana semifinal dan final harus digelar tanpa penonton. Tentu lagi-lagi karena masalah keamanan.

Jadi memang sebesar apapun nilai dari pertandingan tersebut, mungkin kita sudah terbiasa melihat tribunnya kosong. Tinggal nanti bagaimana pihak panpel atau broadcast menyiasati agar laga tidak sepi seperti yang sudah-sudah.

Berikut 7 keputusan dalam surat PT LIB soal Liga 1 2020, dikutip dari situs skor.id:

  • Digelar 1 Oktober 2020 hingga 28 Februari 2021.
  • Dipusatkan di Pulau Jawa. Tim yang berasal dari luar Jawa bermarkas di Kota Yogyakarta dan sekitarnya.
  • Digelar dalam format double round-robin dan tanpa penonton.
  • Klub diminta menyampaikan konfirmasi penggunaan homebase di Liga 1 paling lambat 15 Juli 2020.
  • Akan mengadakan Workshop Medical, Match Organization.
  • Manager Meeting dengan klub Liga 1 digelar pada 17 Juli 2020.

Berharap Satu Suara
Setidaknya ada 5 klub yang menyatakan penolakan terhadap kelanjutan Liga 1 2020, salah satunya Persebaya Surabaya. Memang seperti yang kita tahu Jawa Timur saat ini masuk dalam zona merah, artinya akan sangat berisiko untuk menggelar laga.

Dilansir dari kompas.id, Azrul Ananda selaku Presiden Persebaya meminta keputusan terkait kompetisi dibuat berdasarkan kepentingan yang lebih luas.

"Tidak sekadar berkaitan dengan nasib dan masa depan sepak bola nasional. Akan tetapi, juga harus menimbang dampak terhadap masyarakat."

Setelah surat dari PT LIB keluar, belum ada pernyataan resmi dari manajemen klub Persebaya apakah akan menerima untuk ikut keputusan tersebut atau tetap bersikukuh menolak bergulirnya kembali Liga 1.

Manager meeting yang dilaksanakan secara virtual pada 17 Juli nanti diharapkan jadi titik temu dari pro-kontra kelanjutan kompetisi.

"Kami akan berkomunikasi mengenai informasi dan perkembangan format kompetisi yang sudah kami siapkan. Kami juga akan berdiskusi dengan klub terkait rencana stadion yang akan digunakan klub, terutama klub dari luar Pulau Jawa," kata Direktur Operasional PT LIB Sudjarno (kompas.id).

Tentunya sebagai penikmat sepak bola saya akan terhibur jika Liga 1 dapat dilanjutkan Oktober nanti. Namun yang pasti jangan sampai justru menimbulkan musibah baru akibat kelalaian protokol kesehatan. Bagaimana menurut Anda?

Protokol kesehatan di Liga 1 (Sumber gambar: bebas.kompas.id)
Protokol kesehatan di Liga 1 (Sumber gambar: bebas.kompas.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun