Pekan lalu (28/09) seharusnya Persib Bandung menjamu Arema FC di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung. Namun pertandingan urung digelar karena tak mendapat izin dari pihak kepolisian.
Kapolda Jawa Barat, Rudy Sufahriadi berdalih panasnya tensi antarsuporter berisiko akan menimbulkan bentrok. Selain itu, situasi pekan lalu yang sedang diramaikan unjuk rasa di berbagai daerah, termasuk Bandung, menjadi pertimbangan lain.
Hal ini jelas menjadi kerugian bagi Persib, di mana klub sedang mencoba meneruskan tren positif. Sebelumnya mereka sukses mengalahkan Persipura Jayapura 3-1 di Stadion Surajaya, Lamongan (kandang sementara Persipura).
Sebagian besar bobotoh juga heran dan tidak terima jika klub kebanggaannya harus mengalami penundaan lagi. Pasalnya di awal musim ini Persib juga harus menunda laga melawan PS Tira Persikabo.
Saat itu izin kepolisian tidak terbit karena berdekatan dengan pengumuman hasil Pemilu. Tidak ada sangkut pautnya dengan pertandingan. Terlebih laga digelar di Bandung, bukan di Jakarta tempat dilangsungkannya pengumuman oleh KPU Pusat.
Polda Jabar mungkin tak ingin kecolongan lagi. Tahun lalu manajemen Persib berusaha melobi kepolisian untuk tetap menyelenggarakan pertandingan Persib versus Persija. Polda awalnya ragu karena riwayat pertemuan keduanya tidak baik-baik saja.
Laga tersebut akhirnya diizinkan digelar dengan syarat pendukung Persija diimbau tidak datang ke stadion. Namun seperti yang kita tahu, Haringga Sirla seorang Jakmania tewas dikeroyok di parkiran Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, karena tak mengindahkan imbauan tersebut.
Oktober yang (Mungkin) Berantakan bagi Persib
Selama Oktober ini Persib dijadwalkan akan bertanding sebanyak lima kali dengan rincian sebagai berikut:
5 Oktober: vs Madura United (Away)
19 Oktober: vs Persebaya (Home)
23 Oktober: vs Bhayangkara FC (A)
28 Oktober: vs Persija (H)
31 Oktober: vs Kalteng Putra (A)
Dari lima laga tersebut, ada tiga pertandingan yang mungkin tak berjalan sesuai harapan, yaitu melawan Persebaya, Bhayangkara, dan Persija.
Pertandingan Persib vs Persebaya pada 19 Oktober berdekatan dengan jadwal pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI (20 Oktober). Mungkin terasa tidak masuk akal jika sampai harus menunda pertandingan. Namun itulah yang terjadi Mei lalu saat jadwal melawan PS Tira harus tertunda dengan alasan politis.
Apalagi laga ini dipastikan bakal menyedot banyak massa meskipun sangat kecil peluang untuk saling bentrok karena kekerabatan kedua kubu, bobotoh dan bonek.
Sementara itu laga melawan Bhayangkara juga rawan karena bermain di Stadion PTIK, Jakarta. Musim lalu saat kedua tim bertemu, stadion tampak sepi akibat pelarangan bobotoh untuk hadir ke sana.
Mungkin bisa saja akan tetap berlangsung, dengan syarat bobotoh lagi-lagi dilarang hadir di stadion atau sekalian memindahkan laga ke stadion lain yang lebih netral. Pun dengan pertandingan versus Persija yang punya potensi "panas" lebih tinggi serta pengalaman buruk musim lalu.
Hal lain yang membuat jadwal Persib berantakan di bulan ini adalah pertandingan tunda versus Arema yang dikabarkan bakal digelar 10 Oktober.
Memang belum secara resmi, tapi pelatih Persib Robert Rene Alberts secara tegas menolaknya mengingat tanggal tersebut masuk FIFA Matchday. Penyerang andalan Persib, Ezechiel N'douassel harus pulang ke negaranya untuk bertanding di Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Dilansir dari Tribunnews, Robert menyebut waktu paling ideal adalah bulan Desember. Panitia pelaksana Persib pun sudah mengajukan proposal jadwal baru untuk laga melawan Arema yaitu di bulan Desember.
Persib memang sepertinya sudah tak mampu lagi bersaing dalam perburuan gelar juara. Kini mereka hanya menargetkan masuk 5 besar yang tentu harus terus dikejar. Dengan jadwal yang terancam tak menentu ini langkah Persib jelas jadi tak nyaman untuk bisa meraih targetnya.