Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pukulan Telak Rasuna Said untuk NasDem

15 Oktober 2015   19:57 Diperbarui: 15 Oktober 2015   20:07 1048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pepatah mengatakan karena nila setitik rusak susu sebelanga. Mungkin pepatah itu tepat untuk menggambarkan situasi yang tengah dialami Partai Nasional Demokrat, partai yang terkenal dengan jargon restorasi Indonesia.

Hari ini, Rabu, 15 Oktober 2015, datang kabar tak sedap dari Rasuna Said, markas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wakil Ketua KPK, Johan Budi, mengumumkan, bahwa KPK telah menetapkan secara resmi Rio Capella sebagai tersangka dalam kasus dana Bansos yang telah menyeret Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjo Nugroho dan istrinya. Kasus itu juga menyeret OC Kaligis, pengacara senior yang juga kader Partai NasDem.

Rio jadi tersangka karena diduga menerima gratifikasi atau janji dari Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjo. Bagi Partai NasDem, tentu ini ibarat dua pukulan telak yang dirasakan beruntun. Dalam satu kasus, dua kader terbaiknya, bahkan bisa dibilang dua petinggi, terseret pusaran kasus.

Rio, adalah Sekjen Partai NasDem. Dalam hirarki partai, Sekjen adalah orang nomor dua setelah ketua umum. Artinya, Rio adalah orang nomor dua, setelah Surya Paloh yang jadi 'bos' NasDem. Sementara Kaligis, di NasDem jabatannya juga tak ecek-ecek. Ia jadi petinggi di mahkamah partai.

Bagi Surya Paloh, bos NasDem, terseretnya dua kader penting partainya seperti disambar geledek di siang hari. Partainya yang baru seumuran jagung, mesti menerima pukulan yang berat. Restorasi yang digaungkan pun, sedikit ternoda. Mungkin, noda itu justru telah merusak sebagai besar isi belanga restorasi NasDem.

NasDem pun mesti bersiap dicerca publik. Dan ini, pukulan paling berat bagi NasDem, di saat partai tersebut tengah menyongsong hajatan besar, Pilkada serentak pada Desember nanti. Boleh jadi, simpati publik yang tadinya terpikat oleh gaung restorasi bakal berbalik arah. Dukungan boleh jadi melorot.

Padahal, NasDem, bisa dikatakan tengah naik daun. Walau usianya masih muda, tapi NasDem mulai menunjukan performa politik yang tak kalah dengan partai yang sudah lama malang melintang. Tapi, dengan ditetapkannya Rio sebagai tersangka, jalan politik yang awalnya nampak lempang kini berliku dan terjal.

Publik tentu berkurang kepercayaannya. Karena di mata publik, sekali sebuah partai diterpa badai korupsi, maka citranya tak sekinclong dulu lagi. Partai tersebut akan dianggap bobrok. Dan, Partai Demokrat adalah contohnya. Citra partai tersebut langsung melorot saat beberapa kader pentingnya terjerat kasus korupsi. Pada pemilu 2014, Demokrat harus rela melepaskan tampuk sebagai jawara pemilu dan hanya puas di urutan tiga besar.

Bahkan, Demokrat pada Pilpres 2014, sama sekali tak sanggup menyorong calon presiden. Konvensi penjaringan capres yang dilakukan, tak berhasil menarik minat partai lain untuk berkongsi. Alhasil, tak ada capres atau cawapres dari Demokrat. Padahal dalam dua pemilihan presiden, Demokrat begitu digjaya, dua kali mengantarkan ikon partainya, Susilo Bambang Yudhoyono ke Istana.

Mungkinkah NasDem akan mengalami nasib yang sama dengan Demokrat, dipuji setelah itu ditinggalkan? Kita lihat saja nanti...

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun