Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Preman Malaysia Berebut Rupiah di Perbatasan

2 September 2015   21:52 Diperbarui: 2 September 2015   22:34 1946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari tanggal 16 sampai 17 Agustus 2015, saya berkunjung ke Desa Long Nawang, desa yang berbatasan langsung dengan perbatasan Malaysia. Desa ini, ada di Kabupaten Malinau, masuk wilayah provinsi Kalimantan Utara, provinsi paling muda di Indonesia.Kunjungan saya ke Long Nawang, untuk meliput kegiatan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, yang jadi inspektur upacara hari Kemerdekaan RI ke-70 di Long Nawang. Nah, pada tanggal 16 Agustus, saya dan beberapa wartawan lainnya, sudah tiba di Long Nawang, setelah terbang naik pesawat kecil dari Bandara Juwata, Kota Tarakan.Hari sudah memasuki sore, ketika saya dan yang lainnya tiba di Long Nawang.

 

Belum juga puas beristirahat, Pak Ihim Surang, yang menyambut kami sudah mengajak berkunjung ke pos Pengamanan Perbatasan di Long Nawang. Pak Ihim Surang sendiri, adalah mantan Camat Kecamatan Kahiyan Hulu, kecamatan yang membawahi Desa Long Nawang. Sementara pos Pamtas sendiri, letaknya lumayan jauh, berada di atas Desa Long Nawang. Sekitar satu jam waktu yang dibutuhkan menuju ke pos yang dijaga para tentara. Dengan menaiki mobil berpenggerak ganda atau double gardan, saya dan beberapa wartawan berangkat menuju pos Pamtas. Perjalanan lumayan menegangkan, karena mesti menempuh jalan tanah, naik turun bukit. Tanjakan dan turunan cukup curam, jadi menu perjalanan.

 

Menjelang sore saya tiba di pos Pamtas. Beberapa tentara menyambut kami di mulut pos. Setelah berbasa-basi sebentar, kami pun mulai mengorek suka duka para tentara selama menjaga tapal batas negara. Para serdadu asal Kodam Brawijaya itu, sudah dua bulan bertugas di sana. Mereka, akan menjalani masa tugas selama 9 bulan, menjaga tapal kedaulatan NKRI.Nah, disela-sela obrolan dengan para tentara, Pak Ihim Surang juga ikut nimbrung. Bahkan, beberapa informasi yang disampaikannya cukup menarik. Sebagai orang aseli Long Nawang, Pak Ihim hapal betul, suasana, kondisi serta perkembangan perbatasan. Apalagi sekarang dia bertugas di Badan Pengelola Perbatasan Provinsi Kalimantan Utara.

"Dulu kan saya camat di sini. Sekarang saya di badan perbatasan Provinsi Kaltara, sebagai Kepala Bidang Pengelolaan Batas Negara," katanya.

 

Salah satu cerita menarik yang disampaikan Pak Ihim Surang, adalah tentang tauke asal Malaysia yang suka menjual barang terlarang. Kata dia, yang memasok minuman keras, adalah tauke dari Malaysia. Suatu ketika, ia pernah kirim mata-mata ke Malaysia, seorang pemuda. "Saya kirim mata-mata, seorang pemuda. Dapatlah transaksinya. Dapat kami buktinya. Kita minta si tauke jangan layani. Dan kami himbau pemuda, jangan mau dikasih minuman,"katanya.

 

Pak Ihim juga mengungkap orang yang berjasa membuka jalan ke perbatasan Malaysia, yang membuat warga Long Nawang, akhirnya bisa mudah melintas untuk membeli kebutuhan sembako yang memang lebih mudah di dapatkan dari wilayah Malaysia. Katanya, orang yang berjasa membuka jalan itu adalah Pak Ingkong. " Yang buka jalan, bantu alat beratnya, ya Pak Inkong. Dia anggota DPRD. Jalan perbatasan ini dibuka mulai 2007, "katanya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun