Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

"Adios Jokowi", Begitu Kata Kubu Prabowo, Bisakah?

9 Januari 2019   20:57 Diperbarui: 10 Januari 2019   13:35 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana diskusi di halaman kantor Seknas Prabowo-Sandiaga di Jakarta|Dokumentasi pribadi

Rocky menambahkan, ia siap sumbang pikiran ke Jokowi, supaya tidak terlalu anjlok elektabilitasnya. Caranya, ganti timnya yang menurut dia bikin keropos Jokowi. Sebab kalau terlalu banyak tukang masak hanya akan membuat sup tumpah. Itu masukannya. Terlalu banyak tukang masak di Istana. Sehingga tidak ada satu menu.

"Saya ingin bangsa ini tumbuh dalam keadaban. Konseptual. Sehingga masing-masing timses harus bertarung dalam ide dan konsep," katanya.

Setelah Rocky, giliran Chusnul Mariyah tampil bicara. Kata mantan anggota KPU itu, tujuan berbangsa yang pertama adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekarang pertanyaannya, apakah bangsa ini tambah cerdas atau kian dungu? Sementara salah satu tugas negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Kedua, kita juga bernegara dalam rangka mensejahterakan rakyat. Rakyat mana? Kalau kita bicara tentang angka, data pengangguran anak muda Indonesia paling besar se-ASEAN," kata Chusnul.

Tujuan ketiga, lanjut Chusnul, adalah melindungi segenap tanah dan tumpah darah. Pertanyaannya sekarang, apakah kaum perempuan dan anak-anak kini dilindungi atau tidak. Tapi Chusnul juga mengingatkan kubu Prabowo. Katanya tak cukup mengkampanyekan tentang harga murah. Harus lebih komprehensif mencakup semua aspek.

"Berikutnya, keempat, ikut dalam ketertiban dunia. Apa yang kita lakukan dengan kasus-kasus internasional, Rohingya, Suriah, dan lain-lain. Kalau kita mau bicara tentang apakah rezim ini dipertahankan coba diukur dengan ukuran-ukuran itu tadi," tutur Chusnul.

Saat ini saja lanjut Chusnul, 72 persen tanah dikuasai satu persen penduduk. Belum lagi bicara soal relokasi dan penggusuran. Terlebih bila itu tanah milik negara. " Terus negara milik siapa? Kenapa kalau dibangun superblok enggak apa-apa. Kok enggak dibuat saja untuk rakyat miskin Jakarta yang tergusur," katanya.

Pun kondisi pendidikan, kesehatan dan  lapangan kerja. Saat ini saja, rata-rata tingkat pendidikan warga, sampai kelas dua SMP semester 1. Dengan kondisi seperti ini, jangan bicara gagah soal mencerdaskan bangsa.

"Apakah kita bisa berkompetisi secara global? Ini menjadi masalah. Belum lagi bicara soal tajam ke bawah tumpul ke atas. Di situ ketidakadilan terjadi," kata Chusnul.

Ia pun mengingatkan, bahwa bangsa ini dibangun oleh semua unsur yang ada. Persoalan yang sekarang meruyak, persoalannya karena tidak ada leadership atau kepemimpinan." Di situ kita butuh pergantian kepemimpinan," katanya.

Terakhir giliran Fahri Hamzah tampil berbicara. Fahri mengawali paparannya sebagai narasumber dengan mengungkap posisinya sebagai Wakil Ketua DPR. Kata Fahri, sebagai Wakil Ketua DPR, salah satu tugasnya adalah melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun