Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sejak Dulu Orangtua Memang Sudah Lebih Canggih dari Google

21 September 2020   07:53 Diperbarui: 25 September 2020   12:51 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajari anak (Sumber: www.newbostonpost.com)

Sehingga jika kedua hal ini dapat berkombinasi dengan baik, maka si anak pun akan mendapatkan dua keuntungan secara sekaligus: memahami materi dan mengetahui cara untuk menerapkannya, melalui arahan dari guru dan pendampingan dari pihak orangtua.

Dengan demikian, pengetahuan yang telah mereka pelajari tidak hanya akan berhenti pada tataran teori, namun ia akan terus berkembang pada tingkat aplikasi, yang dapat dimulai dari lingkungan terdekat mereka, yakni keluarga. 

Lantas, bagaimanakah cara untuk memadukan antara penggunaan teknologi (Google) dengan peran serta orangtua? 

Menjelaskan pengetahuan dengan cara sederhana
Saat mendampingi putera-puteri mereka belajar di rumah, mungkin saja orangtua akan kerap menjumpai anak-anaknya itu mengalami kesulitan dalam mencerna pelajaran. 

Jika sudah demikian, maka orangtua harus tetap menjaga kesabarannya dan lebih berperan aktif untuk mendampingi si anak supaya ia tidak semakin mengalami masalah yang serius dalam belajar. 

Cara yang dapat ditempuh untuk hal itu antara lain adalah dengan ikut "berpura-pura" belajar bersama dengan si anak. Membaca-baca buku mereka. Menjelajahi mesin telusur itu bersama mereka. Pura-pura menyimpulkan dan mengajak mereka berdiskusi, dan sebagainya. 

Selama menjalani proses ini, para orangtua hendaknya tidak lupa untuk selalu menggunakan bahasa dan kalimat yang sederhana yang sekiranya akan mudah diterima oleh anak mereka.

Awal kali melakukan hal ini, mungkin saja akan terasa sulit bagi pihak orangtua. Sebab, di samping kesibukannya bekerja, mereka harus mulai menyederhanakan penggunaan bahasa ndakik-ndakik yang akrab dengan keseharian mereka. 

Meskipun demikian, jika orangtua sudah mulai rutin untuk menjalani kebiasaan yang baik ini, kemungkinan besar hal ini pun akan menjadi mudah dijalani dengan sendirinya. 

Jangan patah arang
Menghadapi banyaknya tuntutan untuk membiasakan kelaziman baru ini, sepatutnya tidaklah menjadikan pihak orangtua menjadi berputus asa. Sebab di balik kesulitan yang mendera mereka dalam menjalani pendampingan ini, tentu masih ada beberapa kemudahan dan manfaat yang akan diperoleh. 

Di antara manfaat itu adalah mereka akan semakin berkesempatan untuk merekatkan hubungan emosional yang baik dengan sang anak, menyadarkan peran inti mereka sebagai pendidik di rumah. Dan, selain itu, keadaan ini juga merupakan peluang belajar bersama dengan si buah hati mengenai perkembangan ilmu, teknologi, lingkungan maupun hal-hal lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun