Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Money

Minimarket Dihadirkan, Kios Digusur.....

6 Januari 2013   17:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:26 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar setahun yang lalu, sebuah minimarket dibuka di Stasiun Bojong Gede dengan pintu menghadap langsung ke peron arah Bogor. Lokasinya berdampingan dengan gedung stasiun sehingga sangat strategis dan memudahkan  orang baik yang baru turun dari kereta maupun yang mau naik kereta untuk berbelanja di sana. Dari dalam kereta saja kelihatan isi gerai waralaba tersebut karena dari ujung atas sampai bawah full menggunakan kaca.

Tak lama setelah itu, di Stasiun Cilebut juga berdiri  toko yang sama dengan mengambil tempat di halaman stasiun yang biasanya dipakai mangkal para tukang ojek. Bedanya adalah di Cilebut berdampingan dari sisi luar sehingga tidak terlihat dari dalam kereta. Namun orang yang  akan masuk semuanya akan melihat  retail kecil modern tersebut.

Sejak dua bulan lalu, persisnya ketika rel kereta anjlok karena longsor antara kedua stasiun tersebut, terjadi pembongkaran terhadap kios-kios yang ada di area stasiun. Awalnya hanya kios yang menghadap ke peron, tetapi kini semua sudah dibongkar. Beberapa di antara bangunannya masih berdiri tetapi sudah kosong nunggu pembongkaran. Menurut beberapa informasi, kontrak mereka sudah berakhir dan tidak bisa diperpanjang sehingga pembongkaran itu adem-ayem saja karena memang bangunan di area itu adalah milik PT.KAI.

Toko yang masih bertahan di kedua stasiun tersebut adalah kedua minimarket tersebut sehingga ia menjadi satu-satunya sarana perbelanjaan terdekat dengan stasiun.  Kedua minimarket tersebut sudah tentu memiliki izin resmi dari PTKAI, karena mereka bukan toko liar yang bisa berdiri di mana saja tanpa izin. Tanpa jaminan operasi  minimal 5 tahun tak mungkin mereka hadir di sana.

Apa rencana PTKAI melakukan pembongkaran kios-kios tersebut yang hanya beberapa saat sebelum minimarket tersebut beroperasi?.  Jika memang stasiun akan disterilkan dari pedagang, tentu saja kedua minimarket tersebut tidak diizinkan berdiri. Ataukah stasiun-stasiun kereta itu akan dimodernkan seperti bandara yang didominasi pedagang-pedagang bermodal kuat…?

Bagi PTKAI, pedagang-pedagang kecil mungkin saja tidak terlalu menarik untuk diakomodasi karena sewanya rendah sehingga layak untuk digusur. Lagipula keberadaan mereka hanya membuat stasiun tampak kumuh sehingga tidak enak dipandang  jika ada pejabat yang naik kereta.

Lalu, masih adakah tempat untuk mereka...? Padahal mereka juga tidak protes ketika ada pejabat yang akan lewat harus tutup sementara, meskipun itu juga sama artinya dengan menginjak-injak harga diri mereka. Reportase tentang kios harus tutup jika ada pejabat akan lewat  di sini

Inikah buah karya Dahlan Iskan yang katanya sangat memperhatikan rakyat kecil? Jika Pak DI bisa mengintervensi Jasa Marga dengan  membuka pintu tol karena lelet melayani pelanggan,  mengapa ini dibiarkan…?

Melihat fenomena menjamurnya minimarket sampai ke pelosok pemukiman, saya jadi teringat  pada pengajian beberapa waktu lalu ketika pak ustad mengatakan kalau  Pancasila kini sudah sangat melenceng, misalnya pada sila pertama dari Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi Keuangan Yang Maha Kuasa……

------------

Eh… lupa, jalan tol kan kepentingan orang berduit juga…….

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun