Mohon tunggu...
Taryadi Sum
Taryadi Sum Mohon Tunggu... Insinyur - Taryadi Saja

Asal dari Sumedang, sekolah di Bandung, tinggal di Bogor dan kerja di Jakarta. Sampai sekarang masih penggemar Tahu Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memberi Pengemis = Membina Motivasi Mengemis

13 November 2012   04:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:30 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suatu pagi di Jalan Karapitan Bandung, seorangperempuan tua mendekati saya dan mengatakan “Tolonglah nak, ibu minta uang, sedang kesasar pengen pulang ke Tasiktapi tidak punya uang”. Untukmenjukukkan alamatnya, ia menunjukkan ptocopy KTP yang sudah lusuh.

Awalnya saya kaget dan bertanya-tanya dalam hati mengapaibu setua itu kesasar jauh dari rumahnya. Hati saya kemudian tergugah untuk menolongnya danmembayangkan seandaiyaorang tua saya berada pada kondisi demikian, tentu saya berharap ada orang yang menolongnya juga.

Saya langsung menawarkan diri “Bu, bagaimana kalau saya antar ibu sampai ke rumah ibu di Tasik, saya khawatir ibu tidak sampai di tujuan dan tetap sengsara di jalanan”. Meskipun saya tidak mengenal wilayah tersebut, tapi setidaknya jika saya yang mengantar, ibu itu akan terjamin sampai di rumahnya, demikian dalam pemikitan saya saat itu.

Namun sang ibu (sebetulnya lebih tepat disebut nenek) bukannya gembira dan menyambut baik tawaran itu. Ia malah cepat-cepat mengambil photocopy KTP nya yang ditangan saya dan bergegas pergi. Saya khawatir ibu itu takut atau curigadengan niat baik saya, sayapun mengejar ibu itu dan berusah menjelaskan maskud saya. Tapi ia bersikukuh tidak mau diantarkan dan pergi tanpa noleh kiri-kanan, apalagi mengucapkan terima kasih.

Sejenak saya merenung dan memikirkan apa yang terjadi. Sementara itu, beberapa pengemis terlihat di lampu stopan. Saya akhirnya  “ngeuh” bahwa kemungkin besar nenek-nenek itu adalah pengemis yang dengan segalaagar ada yang memberiuang.

Tapi saya bersukur tidak tertipu oleh nenek itu meskipun hati saya sudah sangat terpanggil untuk menolongnya.Bukan nominal uangnya yang jadi masalah, memberi uang kepada pengemis sama saja dengan memelihara motivasi mengemis mereka.

Dalam kasus di atas, saya lebih ikhlas mengeluarkan uang 200 ribu untuk mengantar beliau ke Tasik dan menyelesaikan sebuah masalah, daripada keluarsatu atau dua ribu rupiah yang dapat membuatpengemis terlena dengan profesinya….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun