Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenyang Tapi Hasil Korupsi, atau Kelaparan Tapi Jujur dan Punya Harga Diri?

23 Agustus 2019   16:54 Diperbarui: 23 Agustus 2019   16:56 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup itu tentang pilihan. baik buruk kehidupan adalah buah dari cara kita memahami hakikat kehidupan itu sendiri.

Maka apapun yang kita perbuat hari ini, itu adalah hasil ola rasa dan olah pikiran yang kita miliki. tentu banyak faktor yang menjadi pendorong dan pertimbangan,sebelum kita mengambil sebuah keputusan.

Di zaman modern yang serba di buat simpel ini,urusan mana yang benar dan mana yang salahpun di buat simpel dan gampang. "kalau menurut saya baik,maka baiklah hal itu"pandangan seperti ini seakan nenjadi rumus dasar bagi kebanyakan orang dalam mengambil sikap dan langkah untuk bisa bertahan di derasnya arus perubahan.

Seandainya ada pilihan antara  kenyang tapi hasil korupsi,atau kelaparan tapi jujur dan punya harga diri,pilihan manakah yang akan anda ambil? Atau anda akan membuat simpel masalahnya,kenyang tapi jujur dan punya harga diri?

Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya,mengapa setelah sekian tahun negara ini merdeka,korupsi malah semakin merajalela? Baik di pusat-pusat kekuasaan,hingga di lingkup paling rendah dari ujung pemerintahan,desa umpamanya.

Dulu sebelum reformasi terjadi,korupsi itu hanya jadi bancakan para elit penguasa dan kroni-kroninya.hanya mereka-mereka yang dekat dengan lingkaran kekuasaanlah,yang punya "kekuatan" untuk secara terang-terangan melakukan praktek KKN,salah satunya adalah korupsi.

Dan begitu deru reformasi mendobrak rezim orba yang di beri stempel rezim penuh korupsi,keadaan negeri ini bukanya jadi lebih baik dalam hal praktek korupsinya.justru di alam reformasi inilah,korupsi akhirnya menyebar kesegala lini kehidupan.

Banyak dari kita akhirnya tidak mampu menjawab dengan jujur pilihan di atas,antara kenyang tapi korupsi,atau kelaparan tapi jujur dan punya harga diri.

Urusan perut yang sejengkal ternyata mampu menumbangkan akal sehat sebagai manusia yang beradab dan bermoral.dan celakanya,korupsi itu seakan sudah menjadi budaya yang mendarah daging di tubuh kita.

Ilustrasi pixabay.com
Ilustrasi pixabay.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun