Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Yusril Vs Habib Riziq Jilid 3, Partai Islam Penghianat

10 April 2019   09:13 Diperbarui: 10 April 2019   09:30 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto Yusril ihza mahendra dan Habib Rizieq Shihab.sumber : sulselekspres.com

Tidak hanya buku beastseller yang di buat berjilid jilid,politikpun bila perseteruanya bisa menguntungkan salah satu pihak ataupun keduanya,pasti akan di ciptakan berjilid jilid juga.

Setelah kemarin ribut ribut perang pernyataan tentang keislaman prabowo,pereteruan Yusril ihza mahendra dengan Habib Rizieq memasuki jilid baru.entah karena makin banyak masyarakat yang menunggu kelanjutanya,atau memang perseteruan ini menguntungkan kedua belah pihak,maka perlu di buat jilid baru.

Berawal dari ucapan Habib Rizieq ketika menerima kedatangan elit PKS di Mekkah,ucapannya tentang partai yang menghianati ummat islam terbang jauh hingga ke Jakarta.dan yang merasa terserang oleh ucapan Habib Rizieq adalah PBB.partai yang kini pindah haluan mendukung capres 01 Jokowi-Ma'ruf Amin

Jual beli pernyataan dan bantahan pun silih berganti.jagat politik nasional semakin semarak dengan bunga bunga pernyataan dari kedua kubu.mungkin inilah model politik elit bangsa ini.berdebat untuk sesuatu yang tak jelas manfaatnya bagi rakyat,yang penting hadir.soal manfaat atau tidak,itu nomor 10000.

Inikah politik islam?

Cuplikan pernhataan sekretaris umum fpi,Munarman.sumber : detiknews : 9 april 2019
Cuplikan pernhataan sekretaris umum fpi,Munarman.sumber : detiknews : 9 april 2019

Saling memojokan,saling serang pernyataan,saling membuka aib dan kesalahan,apakah begini model politik islam? artikel ini tidak hendak membahas dari sudut politik perseteruan Yusril vs Habib Rizieq ini.penulis hanya ingin mendudukanya sebagai seorang muslim menyikapi tingkah laku dan ucapan tokoh tokoh yang sering kali dalam berbagai kesempatan mengaku sebagai pembela agama dan penentang kedzoliman.

Bukankah islam sebagai agama yang mulia menghendaki ummatnya bertingkah pola mulia pula.bahkan Allah menugaskan rasulnya Muhammad untuk memyempurnakan akhlak manusia.

Bila di zaman ini ada tokoh tokoh agama yang mengaku pembela nomor satu agama islam,tapi tingkah lakunya jauh dari akhlak mulia islam,bisa di curigai mereka itu sedang bersandiwara dengan islam sebagai lakonya.

Miris rasanya di hati setiap muslim,bila melihat para tokoh saling menyerang,saling nembuka aib dan kesalahan,bukankah membuka aib saudaranya adalah perbutan tercela menurut islam? lalu akhlak seperti apa yang sedang mereka pertontonkan kepada ummat?

Inilah mungkin yang membuat islam tidak punya kekuatan nyata di republik ini.bukan orang luar yang menghancurkan islam,tapi para manusia yang nengaku tokoh agama islam sendirilah yang menghancurkanya.baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan.

Benarlah sabda rasulullah  bahwa nanti di akhir zaman,ummat nuslim itu seperti buih di lautan.banyak tapi tak punya kekuatan.ummat jadi takut dengan agamanya sendiri,karena para tokoh agama menakuti mereka dengan perseteruan dan permusuhan yang di lakukan.ummat jadi ragu dengan kekuatan islam,karena tokohnya hanya menampilkan perpecahan dan kerapuhan.

Maka dalam bayangan ummat dan menghantui pikiran mereka adalah ,bagaimana nanti seandainya para tokoh yang mengaku pembela agama ini di beri kekuasaan,bisa bisa hanya gara gara beda qunut dan tidak qunut mereka akan ringan tangan menodongkan senjata kepada saudaranya seagama tapi beda pemahaman.

Semoga dari kejadian ini kita semua bisa merenung dan mengkoreksi diri sendiri,bahwa kehancuran kejayaan ummat islam bukan tersebab pihak luar yang melakukanya,tapi kita sendirilah  pelakunya.

Bukan musuh dari luar yang ku takuti,tapi hassat dan dengki hati sendiri yang harus di waspadai.

      salam kangmarakara

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun