Angin dingin bulan pebruari,berhembus riang menemani hati kami yang sedang bimbang.aku dan anaku,dua lelaki yang sedang berjuang mewujudkan mimpi mimpi tentang kehidupan untuk masa depan.
"Kau yakin akan melanjutkan pendidikanmu ke perguruan tinggi?" satu kalimat tanya yang sejak seminggu ini seperti bergelayut manja di ujung pikiranku.
Topik terhangat di keluarga kami minggu minggu ini memang tentang ke inginan anak lelakiku untuk kuliah.
"Biarkan dia menuntut ilmu yang tinggi kang,nanti kalau jadi orang, akang juga yang senang."suara istriku yang selalu ter ngiang ngiang menemaniku kemanapun aku melangkah.
Dan hari ini aku sebagai seorang bapak akan memberikan keputusan tentang niat anak lelakiku untuk kuliah.
"Sudah bapak pertimbangkan semuanya, bapak ijinkan kau untuk kuliah"
Ku lihat wajah gembira anak lelakiku yang sedari tadi duduk dengan kepala ter tunduk di depanku.
"Trimakasih pak, aku janji tidak akan mengecewakan bapak dan ibu"
Ada nada kesungguhan jelas ku tangkap dari suara jawaban anaku.
"Akang memang bapak terbaik di dunia ini, nggak nyesal aku memilih akang jadi pendamping hidupku,"
Suara lega istriku yang memang ingin anak lelakinya bisa kuliah dan kelak jadi sarjana. Rasa gembira yang justru menambah ruwet pikiranku.
