Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam dan Kristen itu Agama Serumpun, Tapi...

22 Juli 2015   01:58 Diperbarui: 22 Juli 2015   01:58 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suka atau tidak suka, mau diakui atau tidak, agama Islam yang diajarkan Nabi Muhammad dan agama Kristen (Katholik dan Protestan) yang diajarkan Yesus Kristus (Nabi Isa) adalah agama serumpun. Terlalu banyak fakta dalam kitab suci kedua agama ini yang mengindikasikan keserumpunan itu.

Kedua agama-langit ini mengimani Tuhan yang sama dan para nabi/rasul yang sama pula: Adam, Nuh, Ibrahim, Ishak, Ismail, Yakub, Musa, Daud, dan Yusuf. Bahkan, pembawa kedua agama ini, Isa (Yesus) dan Muhammad, sama-sama keturunan Ibrahim (Abraham) meski dari ibu yang berbeda.

Meskipun berasal-usul sama tapi terlalu panjang daftar peristiwa dalam sejarah yang mengindikasikan bahwa pemeluk kedua agama tersebut sulit untuk rukun. Beragam gesekan ringan hingga benturan keras dan berdarah antar kedua pemeluk agama ini, sejak jaman nabi Muhammad hingga hari ini, nyaris tak pernah reda. Pemicunya campur-baur, tak selalu jelas, antara murni karena perbedaan konsep keimanan/ketuhanan, perbedaan kepentingan politik, atau kepentingan ekonomi.

Satu hal yang, sepertinya, sulit membuat kedua pemeluk agama ini untuk rukun adalah masalah klaim akan kemurnian sabda Tuhan. Penganut Kristen di satu pihak, menganggap bahwa Islam tidak lebih hanyalah salah satu aliran (mazhab) Kristen yang ekstrem. Karena itu bagi penganut Kristen Al Quran hanyalah varian (tiruan) dari Al Kitab saja.

Sebaliknya, penganut Islam mengklaim bahwa Islam hadir sebagai koreksi atas ajaran Musa, Ibrahim, dan Isa yang sudah diselewengkan oleh para Imam. Karena itu umat Islam, meski mengimani Taurat (kitab yang dibawa Musa), Zabur (kitab yang dibawa Daud), dan Injil (kitab yang dibawa Isa Almasih), mengklaim bahwa hanya Al Quran saja kitab suci yang berisi wahyu Tuhan yang otentik dan harus diikuti.

Siapa yang bisa menjamin dan memastikan kebenaran klaim kedua belah pihak tersebut? Tidak ada! Bahwa penganut Kristen meyakini Al Kitab sebagai kumpulan firman Tuhan dan penganut Islam meyakini bahwa Al Quran diwahyukan Tuhan, itu adalah keniscayaan. Mustahil, dan munafik namanya, jika seorang penganut satu agama justru tidak yakin akan kebenaran kitab sucinya.

Tapi persoalannya menjadi lain ketika seseorang, demi membenarkan keyakinannya itu, dia merasa perlu menyalahkan, mencela, atau merendahkan keyakinan orang lain. Padahal, keimanan seseorang tidak ditentukan oleh keimanan orang lain. Kebenaran kitab suci suatu agama tidak ditentukan/bergantung pada kebenaran/kebohongan kitab suci agama lain.

Yakinlah bahwa hak-masuk syurga seseorang tidak akan berkurang oleh jatah syurga orang lain dan tidak akan bertambah dengan terlemparnya orang lain ke neraka. Seseorang tidak akan menjadi lebih mulia dengan merendahkan (menganggap rendah) iman dan amal ibadah orang lain.  Juga, seseorang  tidak akan menjadi lebih hina dengan kemuliaan iman dan ibadah orang lain.

Jika kita menyadari bahwa fungsi agama adalah untuk membuat manusia bisa hidup damai maka marilah kita jadikan kedamaian itu sebagai indikator perilaku-keberimanan kita kepada Tuhan, nabi, dan kitab-kitabNya.

Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun