Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seaspiracy: Mengurai Kolapsnya Ekosistem Laut

7 Juli 2021   10:21 Diperbarui: 7 Juli 2021   10:27 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia hadir tiba-tiba, menyusup masuk dalam ekosistem laut. Meskipun mereka tak pernah hidup di laut, tapi mereka sekarang telah berada di puncak rantai makanan. Ada diatas hiu dan paus.

Manusia mengeruk kekayaan laut, yang kata nenek moyang dulu samudera tak akan kehabisan ikan, sekarang kalimat menghibur itu seperti mulai menjadi bias. Ada yang bilang, jika terus menerus begini, mungkin laut akan hampir kosong pada 2048 M.

Dan apa jadinya jika tak ada ikan di lautan? Mungkin tak cuma manusia yang kehilangan salah satu sumber pangan mereka. Tapi ini juga menyangkut kelangsungan kehidupan makhluk lain di dunia pada umumnya. Ikan punah, kehidupan manusia juga akan terancam.

Tapi kenapa bisa?

Ada yang bilang, saat paus dan lumba-lumba mengambil nafas ke permukaan, sebenarnya mereka juga membantu menyuburkan tumbuhan laut kecil yang disebut fitoplankton. Yang tiap tahunnya menyerap empat kali lebih banyak karbondioksida daripada hutan Amazon. Sekaligus menghasilkan 85% oksigen yang dihirup manusia.

Yah, laut adalah penyerap karbondioksida terbesar yang sebenarnya kita miliki. Bukan hanya hutan. Tumbuhan laut pesisir katanya bisa menyerap dua puluh kali karbondioksida lebih banyak daripada pepohonan di daratan. Dan hingga 93% karbondioksida tersimpan di lautan, dibantu dengan vegetasi laut, alga, dan karang.

Maka kehilangan satu persen saja dari ekosistem tersebut, setara dengan melepaskan emisi dari sembilan puluh tujuh juta mobil.

Bahwa kehidupan ikan-ikan di laut akan membantu kelangsungan hidup terumbu karang. Kotoran mereka, membantu menyuburkan tumbuhan-tumbuhan laut yang indah itu.

Ada yang bilang, hiu membunuh sampai sepuluh manusia per tahun. Tapi sebaliknya, manusia membunuh setidaknya sepuluh ribu sampai tiga puluh ribu hiu setiap jamnya.

Dan saat populasi puncak rantai makanan mulai goyah, akan ada kelebihan populasi pada tingkat rantai makanan kedua, yang menyebabkan kekurangan populasi pada tingkat rantai makanan ketiga. Lalu saat tingkat ketiga habis, tak ada makanan untuk tingkat kedua. Lalu tingkat kedua pun akan ikut punah. Dan seterusnya, itu menjadi skenario buruk kolapsnya rantai makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun