Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Buku Proses Kreatif dan Bagaimana Seharusnya Seseorang Memilih Bacaan

6 Juni 2020   05:35 Diperbarui: 6 Juni 2020   05:46 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUMBER GAMBAR: SAMPUL BUKU PROSES KREATIF - DOK. PRIBADI

Meskipun bukan buku terkenal. Kalau memang gak suka, ya gak akan saya baca. Meskipun bukunya sangat terkenal. Seperti halnya saya gak mencoba memaksakan diri untuk suka minum kopi, meskipun dulu kawan-kawan hampir semuanya suka minum kopi.

Sedikit cerita, editor naskah di Gramedia Pustaka Utama (GPU), katanya hanya membaca maksimal enam halaman saja dari semua naskah novel yang masuk. 

Seperti ceritanya mas Joko Anwar dengan buku Janji Joni itu barangkali ya... Gila apa masak semua naskah yang masuk mau dibaca semua. Habis waktunya.

Ya saya percaya, gak mungkin menyeleksi seluruh naskah dan membaca seluruh tulisan dari awal sampai akhir. Mana bisa. Akhirnya editor akan mengandalkan insting jurnalistik dan insting kepenulisan. 

Diraba-raba dan ditebak-tebak isi buku itu dari beberapa pemilihan diksi penulis naskah di halaman-halaman awal. Kalau sudah biasa membaca, akan kerasa sekali sebuah tulisan itu bagus atau tidak, cukup dibaca sekian halaman.

Kalau dalam enam halaman itu editor penasaran, naskah akan lewat menuju tahap seleksi berikutnya. Kalau tidak, ya selamat tinggal. Anda dapat kupon coba lagi.

Buku itu ada banyak. Gak mungkin dibaca semua. Menghemat waktu, bacalah apa yang kita butuhkan saja. Dan apa yang menjadi selera kita saja. Ada yang suka genre fiksi, ada yang suka sejarah, ada yang suka sastra, ada yang suka buku serius, ada juga yang suka buku agama.

Cerita dari jurnalis senior, mas Wiwien, "kalau sudah berpengalaman membaca, cukup bermodal beberapa halaman awal, kita
memang bisa langsung tahu ini naskah (bakalan) kayak gimana. 

Saya paham benar karena pernah lama jadi editor cerpen di media-media remaja (Tabloid Tren dan Majalah Gradasi, dua-duanya di Semarang). Waktu itu, cukup dengan baca dua kalimat saja karakteristik satu cerpen langsung bisa diraba. Dan biasanya, prediksi itu selalu tepat."

Seharusnya saya belajar dari itu. Gak jadi orang yang terlalu ikut mainstream. Baca buku karena banyak orang yang baca buku itu. Seharusnya ya jangan begitu. 

Bacalah apa yang berguna dan bermanfaat. Atau minimal sebagai hiburan, bacalah yang sesuai selera. Sebab waktu kita jangan disia-siakan, meskipun untuk membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun